Mereka yang Berduka Karena Givenchy

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Selasa, 13 Mar 2018 15:05 WIB
Kepergian desainer ikonik Givenchy menimbulkan duka mendalam di dunia fesyen dan juga Perancis pada umumnya.
Givenchy (AFP PHOTO / Olivier Laban-Mattei)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepergian desainer ikonik Givenchy menimbulkan duka mendalam di dunia fesyen.

Lewat akun resminya, The House of Givenchy mengumumkan kepergian pendirinya Hubert de Givenchy dalam usia 91 tahun. Givenchy meninggal dalam tidurnya di rumah pensiunnya di sebuah kota pinggir Paris.

"Dengan kesedihan yang sangat besar kami memberitahukan bahwa Hubert Taffin de Givenchy meninggal dunia," ungkap pasangan Givenchy Philippe Venet yang juga seorang mantan desainer adibusana, dalam pernyataannya kepada AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur kreatif The House of Givenchy mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas kepergian aristokrat sekaligus sahabat Audrey Hepburn tersebut.

"Saya sangat sedih dengan kepergian serang pria hebat, saya beruntung bisa mendapat kehormatan untuk bertemu dan mengenalnya sejak kedatangan saya ke Givenchy," kata Keller dikutip dari Vogue.

"Bukan hanya karena dia adalah figur fesyen berpengaruh, tapi dia juga sosok paling chic dan memesona yang pernah saya temui. Arti sebenarnya dari pria sejati. Duka cita mendalam saya bersama orang-orang terkasihnya dalam waktu berat ini."

[Gambas:Instagram]

Tak cuma The House of Givenchy dan Venet yang berduka. Dunia fesyen dunia dan khususnya Perancis juga mengungkapkan kedukaan mereka atas kepergian maestro adibusana klasik Hubert de Givenchy.

Riccardo Tisci, mantan direktur kreatif Givenchy pun juga turut berduka. Melalui akun instagramnya, Tisci mengungkapkan kesedihan sekaligus ungkapan terima kasih serta bangga bisa mengenalnya.

"Pertama kali kami bertemu terasa sangat ajaib di depan cangkir teh, dorongan Anda, kecantikan energi dan kehadiran Anda! Anda bicara kepada saya seperti ayah bicara pada anaknya. Saya akan menjaga semua pesan untuk saya di dalam hati selamanya! Terima kasih HDG (Hubert de Givenchy)," tulis Tisci dalam akun instagramnya.

[Gambas:Instagram]

"Saya selalu berterima kasih kepada pria yang sudah banyak menyentuh begitu banyak jiwa dengan sentuhan kecantikan dan sisi elegan yang tak bisa dibandingkan. Pekerjaannya yang luar biasa akan selalu memancarkan sinar dan kehadirannya akan selalu menyala selamanya. Terima kasih tuan Hubert," tulisnya.

Senada dengan Tisci, Julien Macdonald yang juga pernah menjadi direktur kreatif rumah mode Givenchy pun mengungkapkan kesedihannya. Dia berterima kasih kepada Givenchy atas karaya-karyanya selama ini.

[Gambas:Instagram]

"Saya sangat sedih membaca tentang kepergian Hubert de Givenchy hari ini. Bekerja di Givency adalah salah satu kehormatan besar dalam karier saya. Givenchy adalah seorang pria dengan selera dan gaya yang sempurna, dia menciptakan warisan yang menakjubkan dan elegan, kecantikan dan kesempurnaan yang sempurna dan menjadi inspirasi dunia lewat fesyen dan film. Dia akan selalu dikenang."

Julien Macdonald sendiri adalah direktur kreatif Givenchy pada 2001-2004.


Kesedihan mendalam juga dirasakan oleh Bernard Arnault, chairman dan CEO LVMH Group.

Sejak 1988, Givenchy menjual labelnya kepada konglomerat Louis Vuitton Moet Hennessey (LVMH). Givenchy masih menjadi desainer rumah mode tersebut di bawah grup LVMH selama tujuh tahun, sebelum akhirnya pensiun.

Sempat bekerjasama, Bernard Arnault, juga mengungkapkan kesedihan atas kepergian pencipta busana ikonik little black dress yang dipakai Audrey Hepburn dalam Breakfast at Tiffany's.

"Saya sangat sedih dengan kepergian Hubert de Givenchy. Dia adalah satu dari beberapa desainer yang menempatkan Paris di hari pecinta fesyen sejak 1950 dan menciptakan kepribadian unik untuk label fesyennya," tulis Arnault dikutip dalam pernyataan LVMH.

"Hubert de Givenchy membawa dua kenyataan berkualitas yang jarang terlihat: menjadi inovatif dan timeless."

Prestasi dan juga keeleganan yang diciptakan oleh Givenchy tak cuma memikat Audrey Hepburn, tapi juga sosialita, artis, dan pejabat lainnya. Selain Liz Taylor dan Putri Monaco, Presiden dan Ibu Negara Perancis, Brigitte Macron juga mengapresiasi kecemerlangan karier Givenchy.

"Perancis kehilangan seorang guru, guru keleganan, kreasi, dan penemuan," tulisnya dalam pernyataannya kepada keluarga dan teman Givenchy, dikutip dari Chicago Tribune.

Perancis Berduka

Duka atas kepergian Hubert de Givenchy bukan cuma dirasakan dunia fesyen. Lebih dari itu, Givenchy juga menjadi orang yang terpandang dan berpengaruh di Perancis.

Menurut laporan dari kontributor CNNIndonesia.com di Paris Fandi Stuerz, saat ini semua pandangan media besar dari Portugal, Irlandia, dan Norwegia tertuju pada meninggalnya Givenchy.


Berita meninggalnya Givenchy sendiri memang tak langsung diumumkan ke publik. Givenchy meninggal pada Sabtu (10/3), dan diumumkan pada Senin (13/3). Menurut informasi yang diterima kontributor CNNIndonesia.com dari FHCM hal ini kemungkinan bertujuan agar keluarga dan keponakan Hubert bisa 'berduka dengan hikmat.'

Tempat tinggalnya usai pensiun dari rumah modenya di Paris, Chateau Le Janchet terlihat penuh dengan karangan bunga duka cita. Tak cuma rumahnya, pada pelawat pun menunjukkan rasa duka citanya dengan mengunjungi Rue Alfred de Vigny, tempat Givenchy pertama kali menggelar shownya di tahun 1952.

Murid-murid sekolah mode di Perancis pun tak kalah berduka. Mata pelajaran fesyen Givenchy adalah mata pelajaran favorit sekolah fesyen.

Banyaknya film yang mendapatkan dukungan dari label fesyen Givenchy pun juga menambah panjang orang-orang yang berduka. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER