OBITUARI

Givenchy: 'Little Black Dress' dan Kenangan Audrey Hepburn

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Selasa, 13 Mar 2018 07:55 WIB
Givenchy meninggal dalam tidurnya pada Sabtu (10/3), namun juru bicaranya baru mengungkapkan fakta tersebut pada Senin (13/3).
Givenchy meninggal dalam tidurnya pada Sabtu (10/3), namun juru bicaranya baru mengungkapkan fakta tersebut pada Senin (13/3).(REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Desainer fesyen adibusana ikonik Perancis Hubert de Givenchy meninggal dunia pada usia 91 tahun. Givenchy meninggal pada Sabtu (10/3), namun juru bicaranya baru mengungkapkan fakta tersebut pada Senin (13/3).

"Pada 10 Maret 2018, Monsieur de Givenchy meninggal. Seorang ahli estetik dan kolektor, Hubert de Givenchy akan selalu melambangkan keanggunan klasik dengan sentuhan yang cerdas. Pengaruh dan pendekatannya akan mode akan selalu menggema sampai saat ini," tulis laman resmi Givenchy.

"The House of Givenchy dengan sedih mengumumkan kepergian pendirinya Hubert de Givenchy, seorang pria sejati dan wajah dari dunia adibusana dunia yang melambangkan Paris yang chic dan elegan lebih dari setengah abad. Dia akan dirindukan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Yahoo, berdasarkan penuturan pasangannya mantan desainer adibusana Philppe Venet, Givenchy meninggal saat tidur di rumahnya.

Siapa Givenchy?

Givenchy memiliki nama lengkap Hubert James Marcel Taffin de Givenchy. Dia lahir dalam sebuah keluarga aristokrat di Beauvais, Perancis pada 21 Februari 1927.

Mengutip Biography, Givenchy kecil harus kehilangan ayahnya di usia tiga tahun. Ayahnya Lucien Taffin de Givenchy meninggal pada 1930. Givenchy pun dibesarkan oleh ibu dan neneknya bersama dengan adiknya Jean-Claude.

Usai menuntaskan sekolahnya, Givenchy sudah menemukan passionnya untuk fesyen. Tahun 1944 dia pun pindah ke Paris dan belajar seni di Ecole Nationale Superieure des Beaux-Arts.

Sempat terpikir olehnya untuk menjajaki karier di bidang hukum. Namun ternyata passionnya pada fesyen lebih kuat.

Dia pun bekerja pada beberapa fesyen desainer terkenal di Paris kala itu. Di usia 17 tahun dia pun mulai magang bersama desainer Jaques Fath, Lucien Lelong, Robert Piguet, dan Elsa Schiaparelli.

Namun magang bersama desainer hebat saat itu ternyata tak memuaskannya. Dia pun bercita-cita untuk membuka rumah modenya sendiri. Cita-cita ini diwujudkan pada 1952 dengan membuat House of Givenchy.

GivenchyGivenchy (AFP PHOTO / ANP / Bart Maat / Netherlands OUT)

Koleksi debutnya yang pertama pun menjadi sebuah fenomena tersendiri, bahkan sampai saat ini. Dia menciptakan tailored tops, rok panjang dan juga bettina blouse yang kemudian menjadi salah satu karyanya yang ikonik. Bettina blouse diambil dari nama model Bettina Graziani.

Sejak saat itu, Givenchy menemukan benang merah dalam koleksinya, yaitu gaun yang feminin, tailored, dan elegan. Nama Givenchy pun terus menjadi lambang dan sinonim dengan gaya Paris yang chic.

Pencipta tren dunia

Di pertengahan 1950-an, pertemuan Givenchy dengan Christobal Balenciaga membuahkan sebuah siluet busana yang unik, sack (siluet loose tanpa garis pinggang) yang ikonik. Dia pun terus melanjutkan karyanya dengan menciptakan tren baru dan merangkul gaya anak muda di tahun 1960-an.

Sekitar tahun 1969, Givenchy menciptakan lini busana siap pakai khusus untuk pria yang bernama Givenchy Gentleman.

Mengutip Chicago Tribune, bersama dengan Christian Dior, Yves Saint Laurent, dan Cristobal Balenciaga sebagai mentornya, Givenchy menjadi bagian dari 'pasukan' elit desainer Paris yang mendefinisikan kebangkitan fesyen di Perang Dunia II.


Namun tahun keemasan Givenchy mungkin terjadi saat busananya dikenakan Audrey Hepburn. Aktris peraih Oscar Audrey Hepburn seolah menduniakan busana kreasi Givenchy melalui film-filmnya.

Givenchy membuat busana Hepburn untuk Funny face (1957) dan juga Breakfast at Tiffany's (1961), Love in the Afternoon (1957), Charade (1963), Paris When It Sizzles (1964) and How to Steal a Million (1966).

Breakfast at Tiffany membuat Givenchy pun terkenal dengan kreasi little black dressnya.

Tak cuma itu, kreasi busananya juga makin terkenal berkat gaun sabrina Audrey Hepburn yang diciptakannya bersama dengan desainer Edith Head.

Kepopuleran Givenchy dan kedekatannya dengan Hepburn akhirnya membuat dia meluncurkan label baru khusus parfum yang disebut L'Interdit. Parfum ini terinspirasi dari Hepburn.

Setelah Hepburn, selebriti dan pejabat negara pun meliriknya. Sebut saja mantan Ibu Negara AS Jacqueline Kennedy Onassis, Liz Taylor, Putri Monaco, Wallis Simpson, Duchess of Windsor, dan sosialita Babe Paley.

Pensiun

Sekian lama berkarya, Givenchy akhirnya memutuskan untuk menjual rumah modenya pada konglomerat Louis Vuitton Moet Hennessey (LVMH) pada 1988.


Hanya saja, ini tak berarti dia tak lagi mendesain. Givenchy masih menjadi desainernya sampai tujuh tahun kemudian. Dia pun memutuskan untuk pensiun sebagai desainer utama Givenchy dan mengeluarkan koleksi terakhirnya pada 1995.

Sebagai penggantinya, The House of Givenchy pun dikepalai oleh John Galliano, Alexander McQueen, Julien Macdonald, Riccardo Tisci (sampai 2007), dan Clare Waight Keller (sampai sekarang).

"Dia adalah seorang pria bertubuh besar, sangat chic dan elegan. Tapi dia sangat rendah hati dan sangat memuja wanita," kata Clare Waight Keller, direktur kreatif The House of Givenchy dikutip dari Vogue.

Selain karya ikoniknya, Givenchy memang dikenal sebagai pria bertubuh besar (1,96 meter) dan kerap disebut sebagai Le Grand Hubert.

Sebelum meninggal, Givenchy tinggal di sebuah kota di pinggiran Perancis, Le Jonchet. Dia tinggal di sebuah kastel bersejarah Chateau du Jonchet. Usai pensiun dia fokus untuk mengumpulkan patung perak dan marmer dari abad 17-18.

(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER