Museum Rambut Purbalingga Masih Butuh Dana

ANTARA | CNN Indonesia
Selasa, 27 Mar 2018 09:16 WIB
Purbalingga dikenal sebagai daerah pengrajin rambut palsu dan bulu mata. Museum Rambut berencana dibangun, namun masih butuh banyak dana.
Penata rambut memasangkan wig pada model, sebelum memperagakan busana bermotif Kalimantan, dalam pagelaran Indonesia Fashion Week 2015. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pembangunan Museum Rambut di Desa Karangbanjar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp5 miliar. Selama ini, kawasan Purbalingga memang dikenal sebagai penghasil rambut palsu dan bulu mata yang berkualitas.

"Anggaran yang tersedia saat ini sangat terbatas karena baru tersedia Rp200 juta," kata Kepala Desa Karangbanjar Tatang Saputra, seperti yang dilansir dari Antara pada Senin (26/3).

Ia mengatakan anggaran tersebut merupakan penyertaan modal awal untuk BUMDes yang akan diserahi tugas membangun Museum Rambut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya, lanjut Tatang, anggaran sebesar itu bakal digunakan untuk membuat rancangan awal dan wahana wisata.

Saat ini lahan Museum Rambut sudah tersedia seluas 3 hektare. Di lahan tersebut, sudah tersedia fasilitas pemancingan yang juga dikelola desa melalui BUMDes.

Tatang berharap adanya bantuan keuangan untuk mewujudkan rencana pembangunan Museum Rambut, baik dari pemerintah maupun swasta.

"Jika hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah desa tentu tidak mampu," ujar Tatang.

Apabila jadi terwujud, Museum Rambut di Purbalingga akan melengkapi daftar museum serupa yang telah ada di Amerika dan Turki.

Selain memajang karya dari pengrajin Purbalingga, museum ini juga akan dilengkapi dengan pameran helaian rambut milik pemimpin negara dan publik figur.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Karangbanjar Maryoto menyambut positif wacana pembuatan Museum Rambut di Purbalinggua.

Menurutnya, sejarah karya berbahan dasar rambut di kawasannya penting untuk diberitahu kepada khalayak.

Sanggul raksasa berukuran 3x2,8 meter yang pernah dibuat dan masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), kata Maryoto, bisa ikut dijadikan koleksi di museum, selain model sanggul era 1950-an hingga yang terbaru.

"Kami juga berharap di museum bisa menampilkan atraksi pembuatan bulu mata dari proses awal hingga jadi, sebagai bahan edukasi masyarakat," ujar Maryoto.

Museum Rambut juga bakal menambah potensi wisata di Desa Karangbanjar, yang tercatat sebagai desa wisata.

Terkait fasilitan untuk turis, Maryoto mengatakan sudah banyak warga yang membuka rumahnya sebagai homestay.

Karudi, salah seorang warga Desa Karangbanjar, mengakui rumahnya sudah sering menerima turis yang ingin menginap dan berwisata di Purbalingga.

"Rumah memang selalu dijaga kebersihannya dan setiap ada tamu menginap, fasilitas tambahan seperti minuman dan kelengkapan lain juga disediakan," ujar Karudi.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER