Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara bukanlah negara yang terbelakang. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini cukup modern, jika melihat dari bangunan yang memenuhi sudut kotanya.
Bangunan serba besar dan megah banyak ditemukan di Korea Utara. Warisan ideologi komunis tersirat di antara bangunan tersebut, yang seakan mengatakan bahwa bangsa ini mampu berdiri sendiri tanpa bantuan negara lain.
Salah satu bangunan megah yang ramai dibicarakan banyak orang ialah Hotel Ryugyong. Berdiri di tengah kota Pyongyang, hotel ini mendapat sebutan 'Hotel yang Suram'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebut suram karena pembangunan hotel setinggi 105 lantai tak pernah selesai sejak pertama kali dimulai pada tahun 1987, di masa pemerintahan mendiang Kim Il Sung.
Pembangunannya terhenti pada tahun 1990, ketika Uni Soviet runtuh.
Hingga saat ini bangunan hotel tersebut masih berdiri gagah meski tak ada yang menempati ratusan ruangannya.
Walau kosong melompong, namun penduduk setempat beberapa kali melihat ada kilauan cahaya pertanda kehidupan dari bangunan tersebut di saat malam hari.
Terakhir kali penampakan cahaya itu terlihat pada Senin (9/4). Kali ini sejumlah penduduk melihat cahaya tersebut muncul dari lobi hotel.
Perusahaan telekomunikasi asal Mesir yang selama ini menjadi operator komunikasi terbesar di Korea Utara, Orascom, disebut berencana untuk mengoperasikan kembali Hotel Ryugyong.
Begitu juga dengan jaringan hotel Kempinski. Tapi pada tahun 2013, juru bicara perusahaan tersebut mengelak rumor itu.
"Kami tak melihat ada kemungkinan mengembangkan pasar di sana," kata juru bicara tersebut, seperti yang dikutip dari
AFP.Walau belum ada tanda-tanda lanjutan pengembangan, Hotel Ryugyong tampaknya masih berada dalam daftar bangunan kebanggaan Korea Utara.
Ditambah lagi pada minggu ini, mendiang Kim Il Sung akan berulangtahun yang ke-106, sehingga kemungkinan besar akan ada perayaan istimewa di dalam bangunan tersebut.
(ard)