Jakarta, CNN Indonesia -- Industri fesyen dan media mode tengah gempar karena adanya rumor bahwa Anna Wintour akan meninggalkan Vogue.
Banyak sumber yang tidak disebutkan namanya juga menyebutkan hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa Wintour akan pindah pada musim panas ini setelah menyelesaikan Vogue edisi September.
Selama ini, Anna Wintour dianggap sebagai sosok editor dan pemimpin redaksi mode, telah memberikan kontribusi besar dalam dunia fesyen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjadi editor Vogue sejak tahun 1988 dan direktur artistik Conde Nast sejak tahun 2013. Wintour juga menjadi sosok yang menginspirasi bagi karakter film seperti
The Devil Wears Prada (2006).
Wintour juga telah melahirkan anak didiknya di Conde Nast seperti Amy Astley, editor Architectural Digest yang memulai karier di departemen kecantikan Vogue dan juga Philip Picardi.
Dilansir dari laman
Business of Fashion, Ia telah menggunakan kekuatannya di balik layar dan telah membangun lima administrasi presidensial.
"Dia tidak memasukkan jari ke angin untuk menilai tren: dia adalah angin," kata David Carr seorang wartawan di
The Time.Industri media dan mode Amerika tak bisa membayangkan seperti apa rasanya jika Anna Wintour pergi dari Vogue. Mereka membayangkan mungkin akan terjadi kekacauan atau kebingungan di dunia fesyen Amerika.
Wintour telah menjadi kepala atau agen tenaga kerja, dewan dan juga penasihat yang sangat aktif untuk berbagai merek fesyen. Ia telah membantu Marc Jacobs saat di Louis Vuitton dan Thom Browne saat bekerja di Brooks Brothers. Wintour dianggap merupakan kekuatan di balik penciptaan seluruh generasi desainer New York.
Para selebriti dan sosialita mungkin akan memilih pakaian mereka sendiri tanpa ada bimbingan dari Anna Wintour.
Wanita yang telah bekerja di Vogue Amerika selama hampir 30 tahun ini juga menjadi inspirasi bagi wanita dengan gaya rambut bob. Wintour telah menjadi simbol pop culture, lewat gaya rambut bobnya dan selalu menggunakan kaca mata gaya saat menyaksikan fashion show.
(cel/chs)