Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) mengharapkan minuman beralkohol, khususnya produk lokal, bisa diolah lagi menjadi komoditas sektor pariwisata.
Wakil Ketua Kadin Sulut, Ivanry Matu, mengatakan produksi miniman beralkohol dari usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sulut sudah saatnya ke arah industri.
Menurutnya produk tersebut bisa menjadi lebih berkualitas dan berguna, apabila diolah untuk kepentingan kesehatan ataupun kosmetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang sederhana saja saat ini untuk win-win solution agar petani juga tetap hidup, maka buat yang mudah dijangkau dulu misalnya untuk kepentingan pariwisata," kata Ivanry, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (13/4).
Contoh yang sangat sederhana, ia melanjutkan, adalah arak Bali. Produk minuman beralkohol lokal ini dijadikan buah tangan.
Namun, ia melanjutkan, harus melihat aturan tentang izin minuman beralkohol yang telah ditetapkan pemerintah.
Ia mengatakan perlu sinergi yang baik pemerintah, swasta maupun pelaku usaha itu sendiri, sehingga menciptakan produk dari minuman beralkohol yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Sektor pariwisata akan mampu menggerakkan semua lini kegiatan masyarakat yang ada," katanya.
[Gambas:Instagram]Ada sebuah minuman beralkohol lokal di Provinsi Sulawesi Utara yang sudah melegenda. Minuman tersebut bernama Cap tikus yang hasil penyulingan Sagoer. Sagoer adalah cairan yang disadap dari pohon enau dan mengandung alkohol.
Setelah disuling dengan cara tradisional, minuman beralkohol khas tanah Minahasa ini dimanfaatkan sebagai penghangat khususnya di beberapa daerah yang bersuhu dingin seperti Tondano, Tomohon, Sonder, Modoinding, dan lainnya.
(agr)