Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (
UNESCO) menyoroti persoalan
sampah di Taman Nasional (TN)
Komodo. Hal itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Timur, Abed Frans.
Menurut Abed wisatawan mancanegara kerap mengeluh soal sampah di Komodo yang hingga saat ini belum teratasi, hal inilah yang membuat UNESCO menyoroti masalah ini.
Para wisatawan, ia melanjutkan, mengutarakan pengalaman meyenangkan saat menyelam di perairan TN Komodo pada tahun-tahun sebelumnya. Namun saat ini mereka mendapati pemandangan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasihan wisatawan yang spesialis menyelam dan berselancar, bukannya pemandangan bawah laut indah yang mereka dapati tapi malah sampah dan dampak kerusakan ekosistem yang dijumpai," kata Abed, seperti yang dikutip dari Antara, Senin (23/4).
[Gambas:Instagram] Abed khawatir jika persoalan ini tidak ditangani lebih serius oleh pemerintah daerah maupun otoritas terkait, maka kerusakan lingkungan laut di kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba komodo (varanus komodoensis) itu akan mencapai titik kritis.
Untuk itu, ia menambahkan, pengawasan intensif terhadap kawasan perairan serta penerapan aturan yang tegas terhadap aktivitas nelayan yang tidak ramah lingkungan.
"Karena ini bukan lagi persoalan sepele mengingat dunia pun sudah menyoroti, jika tidak diatasi maka dampak selanjutnya wisatawan akan berpindah ke lokasi selam atau berselancar lainnya," katanya.
[Gambas:Instagram]Ia berharap penanganan sampah yang juga didukung penuh pemerintah pusat ini segera teratasi, sehingga kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kelangsungan ekosistem di kawasan yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini semakin berkurang.
Abed juga memastikan Asita siap membantu otoritas terkait untuk penanganan masalah sampah di Taman Nasional Komodo.
(agr)