Cuci Tangan, Sepele tapi Kerap Terabaikan

CNNIndonesia | CNN Indonesia
Selasa, 24 Apr 2018 10:23 WIB
Menurut laporan Riskesdas, kecenderungan proporsi anak di atas usia 10 tahun mencuci tangan dengan benar baru mencapai 47 persen.
Menurut laporan Riskesdas, kecenderungan proporsi anak di atas usia 10 tahun mencuci tangan dengan benar baru mencapai 47 persen. (Ilustrasi/Foto: Thinkstock/Daniel Korzeniewski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mayoritas orang Indonesia belum mencuci tangannya dengan cara yang benar. Menurut laporan Riskesdas, kecenderungan proporsi anak di atas usia 10 tahun mencuci tangan dengan benar baru mencapai 47 persen.

Menurut dokter ahli mikrobiologi klinis Wani Devita Gunardi, hal ini dapat dilihat dari dua hal. Yang pertama adalah waktu lama seorang individu mencuci tangan. Sementara, yang kedua adalah cara mencuci tangan itu sendiri.

Wani mengatakan, mayoritas orang, terutama anak-anak, hanya menghabiskan kurang dari 10 detik untuk mencuci tangannya, menurut studi yang dirilis di Journal of Environmental Health. Padahal, waktu tersebut belum cukup untuk efektif menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel di tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Cara yang biasanya Wani gunakan untuk mengingatkan anak-anak agar mencuci tangan lebih lama adalah dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun ketika mencuci tangan. Ketika lagu tersebut selesai, cuci tangan pun selesai.

"Artinya sekitar 10 hingga 20 detik," ucap Wani saat ditemui dalam diskusi seputar kebersihan dan kesehatan di Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Senin (23/4).

 Menurut Wani, kebanyakan orang terkadang hanya mencuci telapak tangan dengan singkat dan kurang teliti. "Padahal seluruh area tangan kita mesti kena," kata Wani.

Untuk memastikan tangan bersih, ada beberapa langkah yang perlu diikuti ketika cuci tangan. Pertama adalah membersihkan telapak tangan lebih dahulu, kemudian punggung tangan. Setelah itu, jangan lupa menggosok sela-sela jari dan area di bawah kuku.


Tisu basah vs hand sanitizer

Ketika tidak memiliki akses terhadap air dan sabun, banyak orang terkadang menggunakan tisu basah atau hand sanitizer untuk membersihkan tangan. Menurut Wani, hal ini harus dilakukan tergantung kondisi.

Jika tangan tampak kotor secara kasat mata, misalnya terlihat hitam atau coklat karena debu dan kotoran, menggunakan tisu basah dan hand sanitizer tidak akan cukup. Dalam kondisi ini, tangan harus dibersihkan dengan air dan sabun.

Sedangkan jika kotoran dan debu tidak nampak secara kasat mata, atau tangan hanya ingin dibersihkan setelah kontak fisik tertentu seperti menyentuh gagang pintu atau bersalaman, tisu basah dan hand sanitizer boleh digunakan.

"Karena tisu basah dan hand sanitizer itu kan ada alkohol yang berperan sebagai antiseptik. Jadi masih diperkenankan," ujar Wani. (ast/rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER