Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merevitalisasi rumah produk pengolahan teh di kawasan kebun teh Nglinggo. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan merealisasikan agrowisata kebun teh.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Widi Astuti, mengatakan rumah produksi tersebut harus direvitalisasi karena sudah tidak layak untuk menghasilkan produk yang higienes. Anggaran yang disiapkan untuk merevitalisi rumah produksi itu sebesar Rp424 juta.
"Pada 2018 ini melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten, kami rehabilitasi. Saat ini masih tahap lelang," kata widi, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Widi menambahkan, rumah produksi teh Nglinggo akan menjadi wisata edukasi bagi wisatawan yang ingin mengetahui pembuatan teh secara sederhana atau ala petani. Selain itu, di tempat itu akan difungsikan sebagai kedai teh.
Ia juga berharap rehabilitasi rumah produksi teh Nglinggo mampu membangkitkan ekonomi petani teh serta mendukung agrowisata teh.
Saat ini, produk teh Samigaluh dipasarkan di objek-objek wisata di kawasan Bukit Menoreh, seperti Kebun Teh Ngliggo-Tritis dan Puncak Suroloyo.
"Cara ini sangat ampuh untuk menjual teh mereka, supaya dikenal masyarakat umum, khususnya pecinta teh," kata dia.
Perkebunan teh Nglinggo terletak di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Bukit Menoreh. Dari tempat ini terlihat delapan puncak gunung yaitu Merapi, Merbabu, Slamet, Prau, Sumbing, Sindoro, dan Telomoyo.
Selain menikmati pemandangan ala kebun teh, di tempat ini para pengunjung juga bisa menikmati matahari terbit dan tenggelam. Jika ingin melihat mathari terbit, sebaiknya menginap di darah Desa Nglinggo.
(agr)