Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia memeringati Hari Terumbu Karang pada tanggl 8 Mei setiap tahunnya. Tanggal melaut bagi para nelayan dimulai, sehingga edukasi untuk melestarikan makhluk laut itu ikut digaungkan.
Hari Terumbu Karang diperingati sejak tahun 2009.
Acara peringatan tahun ini berpusat di Sea World Ancol, Jakarta Utara, dengan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan edukasi bertema bertajuk 'Lautku Bersih, Terumbu Karangku Sehat' dilakukan mulai dari 1-8 Mei 2018. Rangkaian kegiatannya mulai dari lomba menggambar, diskusi dengan pakar, dan membersihkan pantai di Pulau Pari.
Harapannya penduduk Indonesia semakin sadar untuk menjaga habitat terumbu karang di kawasannya, yang masuk dalam area Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle).
Mengutip data yang dimiliki
WWF, ada empat area utama persebaran terumbu karang yakni; South west pacific, East african coast, Mesoamerican reef dan Coral Triangle.
Indonesia masuk dalam area Coral Triangle bersama Malaysia, Filipina, Panua Nugini, Timor Lesta dan Kepulauan Solomon.
Area Coral Triangle terbagi lagi menjadi dua yaitu; Indonesian-Philippines Region dan Far Southwestern Pacific Region.
Eksistensi Coral Triangle sama pentingnya dengan Hutan Amazon dan Dataran Kongo, sebagai penyumbang rantai makanan di dunia.
Total luas Coral Triangle sekitar 6 juta kilometer persegi.
Area ini menjadi habitat 76 persen jenis terumbu karang yang ada di dunia, berikut 6.000 jenis ikan dan enam dari tujuh jenis penyu.
Paus Biru, Paus Sperma, Lumba-lumba, Pesut dan Dugong merupakan makhluk laut yang menghuni Coral Triangle.
Sebanyak 2,25 juta nelayan menggantungkan nasib mencari ikan di kawasan Coral Triangle.
Terumbu karang di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) |
Indonesia terluasDalam Coral Triangle, Indonesia menjadi habitat terumbu karang terluas. Tepatnya di Raja Ampat, Papua Barat.
Sebanyak 574 jenis terumbu karang ada di sana, atau sekitar 72 persen jenis yang ada di dunia.
Sayangnya saat ini sebanyak 68 persen terumbu karang di Indonesia masuk dalam kategori mengkhawatirkan.
Bahkan penelitian LIPI menyebutkan bahwa terumbu karang di kawasan perairan Banten, Jakarta, Jepara, dan Cilacap masuk dalam kategori rusak.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dr. Dirhamsyah, MA. menyatakan bahwa penyebab kerusakan area terumbu karang sangat beragam, mulai dari faktor alam hingga manusia.
"Cara berpikir masyarakat yang menempatkan laut sebagai tempat pembuangan sampah turut berkontribusi bagi kerusakan terumbu karang dunia," kata Dirhamsyah, seperti yang dikutip dari
Antara pada Selasa (8/5).
Kerusakan terumbu karang juga ikut dipicu dengan teknik menangkap ikan yang instan (dengan bom, zat kimia, sampai jaring pengeruk), pengeboran bawah laut sampai industri pariwisata yang lalai.
Hingga hari ini masih banyak hotel atau perahu wisata yang beroperasi terlalu dekat dengan area terumbu karang.
Belum lagi dengan kelakuan turis nakal yang iseng memetik terumbu karang untuk dijadikan buah tangan.
Turis yang menyelam sambil memegang atau menginjak terumbu karang juga ikut melukai makhluk laut itu.
Bahkan penelitian terbaru juga mengungkap bahwa zat oxybenzone dan octinoxate dalam
krim tabir surya yang digunakan penyelam ikut meracuni terumbu karang.
Hingga saat ini dunia sudah kehilangan 27 persen habitat terumbu karang. Jika tak mulai melestarikannya, diperkirakan 30 tahun lagi terumbu karang lenyap dari bumi.
Berbagai jenis ikan karang berenang di terumbu karang taman laut Olele, Kabupaten Bonebolango, Gorontalo. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin) |
(ard)