Jakarta, CNN Indonesia -- Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle sudah berlangsung pada Sabtu (19/5) lalu.
Namun mereka menikah di usia yang terhitung tak muda lagi. Harry berusia 33 tahun sedangkan Meghan 36 tahun saat mereka mengucap janji pernikahan.
Meski dilihat sebagai usia yang cukup matang, rupanya ini tak menjamin 'kelanggengan' pernikahan. Seorang profesor dari Amerika Serikat menuturkan mereka yang baru menikah di usia 30-an tahun, cenderung berakhir dengan perceraian daripada mereka yang baru menikah di usia 20-an akhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari
Metro, Nicholas Wolfinger, profesor studi keluarga dan pelanggan sekaligus sosiologi di Universitas Utah telah lama melakukan riset terkait usia, pernikahan dan perceraian.
Pada 2015, ia menganalisis kumpulan data dari Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga (2006-2010). Nicholas menemukan angka perceraian terbilang sedikit pada mereka yang menikah di akhir usia 20-an atau awal 30-an tahun. Riset ini terus dilakukan sebab usia pasangan yang menikah terus meningkat yakni di atas 30-an tahun.
Dari organisasi yang sama, ia pun mengumpulkan data pasangan yang berusia 15-44 tahun. Nicholas mengambil waktu berbeda yakni 2011-2013. Kesimpulannya sama, mereka yang menikah di usia antara 28 hingga 32 tahun memiliki risiko terkecil untuk bercerai.
Sementara itu, dikutip dari
Huffington Post, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan demi pernikahan yang langgeng. Pernikahan yang awet hingga maut memisahkan perlu ada saling menghargai antarpasangan. Sebuah studi menunjukkan hampir separuh pria berselingkuh akibat ketidakpuasan secara emosional bukan soal seks.
Selain itu, jangan melupakan kata 'terima kasih' untuk hal-hal sekecil apapun, selalu bersikap jujur meski ada rasa malu, perhatikan penampilan serta perhatikan kata-kata yang dikeluarkan. Meski orang merasa dirinya mengerti pasangan luar-dalam, tapi hal ini tak selalu menjamin pasangan bisa menerima semua saran atau kritik yang diucapkan.
(chs)