Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi 'kids zaman now' alias generasi millennial, berlibur bisa memberi kebahagiaan yang hakiki. Bagi yang sudah berkeluarga, kebahagiannya tetap sama meski butuh perencanaan lebih matang.
Maklum, personel yang ikut jalan-jalan bisa sekompi. Belum lagi tingkatan usia peserta yang bervariasi, mulai balita hingga manula.
Sudah bisa dibayangkan repotnya jika rencana tak disusun secara cermat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan kemarin saya berkesempatan melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta bersama istri, anak dan keluarga besar saya yang kerap kami sebut Kesultanan Cidodol, meminjam nama tempat tinggal orangtua saya hehehe...
Menjelang libur panjang, berikut ini beberapa tips yang bisa saya bagi terkait wisata bersama keluarga besar:
1. RembukanDari perbincangan ngalor-ngidul saat arisan keluarga saya, akhirnya tercetus rencana liburan ke Yogyakarta. Pesertanya berjumlah 19 orang.
Sebelum memesan tiket pesawat dan hotel, kami memutuskan untuk melakukan rapat keluarga besar, yang biasanya hanya terjadi saat ada pesta pernikahan.
Dalam rapat tersebut kami saling jujur soal jadwal sampai dana masing-masing keluarga. Kejujuran menjadi hal penting agar tak ada yang saling memberatkan.
Rapat seperti ini tak terjadi sekali atau dua kali. Total saya menghadiri rapat selama empat kali demi mencapai mufakat.
Yang tak bisa hadir bisa diwakili asal bisa menyampaikan aspirasi soal lokasi jalan-jalan yang ingin dituju.
Palu diketuk, kami jadi berangkat pada 8-11 Maret 2018, atau dua minggu setelah rapat terakhir digelar.
2. Kepanitiaan onlineJadwal keberangkatan dan kepulangan sudah ditentukan, tapi komunikasi tetap berlanjut di telepon genggam.
Dalam rapat besar juga dibentuk kepanitiaan online di grup WhatsApp, siapa mengurus apa.
Sebagian besar yang menjadi seksi repot adalah anak-anak muda dalam keluarga saya. Jumlahnya tak banyak, hanya lima orang. Agak sedikit senioritas, tapi kami yang tua memang sudah tak punya banyak waktu untuk mengatur ini dan itu.
Beruntungnya ipar saya punya banyak ide mengenai destinasi wisata. Tak hanya bagi yang muda, mereka juga menawarkan pilihan destinasi wisata yang cocok untuk orangtua agar semua kebagian senang.
Selain memilih destinasi wisata, seksi repot juga ada yang bertugas memesan tiket, hotel, mobil, restoran sampai angkut barang ke kamar hotel.
Walau cuma acara jalan-jalan keluarga, tapi bentuk kepanitiaan online ini bisa jadi jalan keluar untuk membuat rencana wisata jadi lebih mantap.
 Sebagian anggota dari "Kesultanan Cidodol". (CNN Indonesia/Ahmad Bachrain) |
3. Patuhi aturanNah, patuh terhadap aturan bersama juga tidak kalah penting. Jangan mentang-mentang menyerahkan semua detail kepada seksi repot, kita lantas bisa berbuat semaunya.
Aturan berlaku bagi semua, tidak membedakan status dalam keluarga.
Ini pula yang menunjukkan kekompakan suatu keluarga besar dengan mengikuti setiap agenda maupun aturan yang sudah disepakati.
Sederhananya aturan soal waktu dan tempat berkumpul, setiap keluarga harus sadar betul jangan sampai telat meski sejatinya seksi repot sudah mengkalkulasi batas toleransi keterlambatan.
Untuk yang satu ini, justru saya yang acap kali mendekati batas toleransi keterlambatan selama di Yogyakarta. Duh, maafkan saya.
4. Pilih akomodasi yang nyamanBalik ke judul awal, ini adalah jalan-jalan keluarga besar, bukan gaya pelesiran ala backpacker.
Yang muda mungkin tak masalah jika tidur di kamar hotel dengan fasilitas dan layanan seadanya. Tapi tidak dengan orangtua yang ingin nyaman beristirahat.
Pun dengan transportasi. Jika berangkat dengan kereta api, sebisa mungkin pilih kelas eksekutif sehingga masih nyaman untuk tidur dalam perjalanan. Kami pilih kereta kelas tersebut saat berangkat dan pulang dengan pesawat.
Khusus untuk transportasi selama di Yogyakarta, kami menyewa mobil elf yang berukuran kabin luas.
 Semua senang karena pilihan wisata bisa mengakomodasi seluruh usia peserta. (CNN Indonesia/Ahmad Bachrain) |
5. Mengakomodasi semua usiaSebisa mungkin pilih salah satu lokasi wisata yang mengakomodasi semua golongan usia, di antara destinasi yang dipilih.
Contohnya, hari pertama kami berwisata petualangan di Gua Pindul, Gunung Kidul. Tidak semua anggota keluarga bisa ikut ke sana. Ibu, istri dan anak saya pilih beristirahat di salah satu hotel di kawasan Malioboro tempat kami menginap karena masih kelelahan dari perjalanan.
Lalu Taman Nasional Gunung Merapi jadi destinasi hari kedua. Kali ini seluruh anggota rombongan berangkat ke lokasi.
Memang tidak semua ikut wisata Lava Tour menggunakan jeep. Namun, di villa kaki Gunung Merapi, Tlogo Putri, banyak tempat-tempat menarik dikunjungi untuk sekadar menikmati panorama alam dan suasana sejuk pegunungan. Pilihannya cocok untuk orangtua atau yang membawa anak kecil.
6. BelanjaBelanja menjadi salah satu kegiatan wajib dalam acara wisata, terutama bagi kaum wanita.
Geng perempuan dalam keluarga saya tak banyak protes mengenai pilihan destinasi wisata, tapi mereka mewajibkan seksi repot menyisipkan agenda belanja.
Kawasan Malioboro dan Pasar Beringharjo menjadi tujuan kegiatan beli-beli. Ibu-ibu puas, para bapak lemas karena dompet lumayan terkuras hihihi...
Secara garis besar, kami sekeluarga merasa puas dengan acara jalan-jalan ke Yogyakarta kemarin, terlepas dari riak-riak kecil berkomunikasi selama di sana.
Demikian tips berwisata dengan keluarga besar dari saya. Semoga bermanfaat!
(ard)