Jeddah, CNN Indonesia -- Durasi puasa di Arab Saudi tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, hanya sekitar 15 jam sehari, namun suasananya jelas sangat berbeda. Bisa dikatakan kehidupan di Arab Saudi saat bulan puasa dimulai setelah adzan Magrib berkumandang.
Saya sudah berada di Jeddah sekitar 29 tahun, kebetulan di tempat inilah saya dilahirkan sekaligus dibesarkan.
Toko-toko dan segala aktiftas seperti festival Ramadan, beroperasi dari selepas Isya sampai menjelang sahur atau sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jeddah adalah kawasan beriklim gurun yang terletak di tepi Laut Merah.
Awalnya Jeddah hanyalah desa nelayan, namun sekitar tahun 647 M Khalifah Utsman bin Affan memanfaatkannya sebagai pelabuhan untuk kepentingan jemaah haji.
Saat ini Jeddah sudah berkembang sebagai kota perdagangan sekaligus pelabuhan utama di Arab Saudi, baik untuk jalur laut maupun udara.
Terkait bulan Ramadan, tradisi ngabuburit juga ada di Arab Saudi.
Biasanya ngabuburit diisi dengan membagikan takjil di jalan-jalan atau menyiapkan hidangan untuk berbuka di masjid-masjid. Kaum non muslim di Arab Saudi turut besimpati dengan suasana Ramadan
Namun bagi kami yang berdomisili, lebih memilih untuk ngabuburit dan buka puasa di masjid.
Satu hal yang paling saya rindukan dari Indonesia adalah kuliner khasnya sekaligus berkumpul dengan sanak saudara dan kerabat.
Momen Idul Fitri di Arab Saudi benar-benar dimanfaatkan oleh warga, selama bulan Syawal silaturahim ke rumah kerabat dan saudara adalah hal yang lumrah dilakukan sebulan penuh.
Jika sudah berkumpul, hidangannya tidak jauh dari ragam kuliner di Indonesia. Opor ayam dan lontong sayur adalah menu utama yang harus tersedia di meja makan.
Bahkan makanan ringan seperti nastar dan putri salju, juga tidak luput dari daftar wajib untuk dikandaskan.
---Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi surel berikut: [email protected], [email protected], [email protected].Kami tunggu!
(agr/ard)