Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi memastikan bahwa informasi pembukaan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada Juli yang beredar di media sosial merupakan informasi palsu atau hoaks. Hingga saat ini, pemerintah belum membuka seleksi CPNS termasuk formasi kementerian dan lembaga untuk tahun 2018.
Hal itu diutarakan Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian PANRB Herman Suryatman melalui siaran pers, Minggu (24/06).
"Belum ada informasi resmi mengenai pembukaan dan pendaftaraan CPNS tahun 2018. Kabar yang beredar di masyarakat kami pastikan hoaks," imbuh Herman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman mengatakan bahwa informasi yang beredar di media sosial tidak hanya mencantumkan jadwal pendaftaran, tetapi juga mencantumkan kriteria, susunan formasi, hingga kuota penerimaan CPNS. Sementara Kemenpan-RB, lanjutnya, sama sekali belum pernah mengumumkan segala hal yang berkaitan dengan kuota, susunan formasi, dan jadwal pendaftaran.
Untuk itu, Herman meminta kepada masyarakat agar tidak percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya tersebut. Masyarakat harus waspada dan hati-hati terhadap segala bentuk penipuan berkedok penerimaan CPNS.
"Semua informasi resmi terkait kebijakan pendayagunaan aparatur negara, termasuk rencana penerimaan CPNS tahun 2018, akan kami sampaikan melalui website
menpan.go.id," ujarnya.
Herman mengamini bahwa pemerintah akan membuka pendaftaran CPNS untuk tahun 2018. Beberapa posisi yang dibuka yakni formasi guru, tenaga kesehatan, serta sejumlah posisi lain. Pendaftaran CPNS akan dibuka dalam rangka menambah tenaga dalam kementerian dan lembaga untuk merealisasikan Nawa Cita.
Akan tetapi, kata Herman, pemerintah belum menerbitkan pengumuman secara resmi. Segala hal yang berkaitan dengan CPNS 2018 masih dalam tahap penggodokkan dan belum pernah disampaikan kepada publik secara resmi mengenai jadwal pendaftaran.
"Semua masih dalam proses. Sampai saat ini usulan formasi yang disampaikan oleh instansi melalui e-formasi masih dalam tahap validasi," ucap Herman.
(rah)