Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)
World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di peringkat 42 pada tahun 2017. Pada tahun 2019, ditargetkan Indonesia berada pada peringkat ke-30 dunia.
Untuk mencapainya, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah peningkatan penilaian untuk pilar keberlanjutan lingkungan (
environmental sustainability) yang saat ini masih berada pada peringkat 131 dari 136 negara.
Menyikapi hal ini Menteri Pariwisata, Arief Yahya, tak segan mengajak sektor publik, swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan
environmental sustainability melalui ajang
Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) yang memasuki tahun kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya
sustainable tourism atau
pariwisata berkelanjutan sudah menjadi isu global, dan Indonesia sangat peduli terhadap pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan.
Diharapkan, Arief melanjutkan, ISTA 2018 dapat menjadi ajang untuk memberikan penghargaan sekaligus mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata (Permen) Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
"Permen ini mengandopsi standar internasional Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang mempertimbangkan tiga aspek utama yaitu aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk saat ini dan masa depan," kata Arief dalam jumpa pers ISTA 2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Kamis (19/7).
Pembukaan pendaftaran ISTA 2018 telah dimulai sejak 1 Mei dan akan berakhir pada 20 Agustus 2018. Sedangkan puncak acaranya, yakni pemberian penghargaan akan berlangsung di Bali pada 8 November 2018.
Generasi muda diharapkan menjadi penggerakPada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel, mengatakan Permen Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan menjadi acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan.
"Prinsipnya adalah 3P, yakni People, Planet, Prosperity, atau pemberdayaan masyarakat, kelestarian alam, dan peningkatan kesejahteraan. Prinsip inilah yang menjadi tema ISTA 2018, yakni Kearifan Lokal untuk Pariwisata Berkelanjutan." kata Valerina.
Untuk mewujudkan Indonesia menjadi destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia, Valerina melanjutkan, harus melibatkan semua pihak termasuk wisatawan yang berkunjung ke destinasi.
Wisatawan diharapkan tidak sekedar berkunjung ke destinasi, tapi juga terlibat menjaga lingkungan dan budayanya. Generasi muda harus menjadi penggerak semangat demi mewujudkan Indonesia menjadi destinasi wisata berkelanjutan dunia
"Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," ujar Valerina.
(agr)