Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga hari setelah gempa bumi menggucang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menggelar jumpa pers terkait proses evakuasi pendaki yang sempat terjebak di punggung gunung setinggi 3.726 mdpl itu.
BTNGR menyatakan bahwa sebanyak 1.226 pendaki berhasil dievakuasi, yang terdiri dari 696 warga negara asing (WNA) dan 530 warga negara Indonesia (WNI).
WNA terbanyak berasal dari Thailand (356 pendaki), Perancis (88), Belanda (43), Jerman (25), dan Swiss (21).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada WNA yang meninggal di Rinjani, melainkan satu WNI asal Makassar, yakni Moch Ainul Taksim yang 26 tahun dan tewas akibat longsoran di jalur Sembalun KM 10.
Setelah bencana gempa bumi terjadi, BNTGR menyatakan masih menutup jalur pendakian Rinjani hingga waktu yang tak ditentukan.
Selama penutupan BNTGR akan mengevaluasi jalur pendakian yang aman dilalui serta jalur pendakian untuk evakuasi, sebelum pembukaan kembali.
Evaluasi juga termasuk perencanaan kembali optimalisasi kamera keamanan dan pemberlakukan tagging pendaki dengan sistem radio untuk memantau kondisi para pendaki.
Belajar dari bencana yang terjadi pada pekan kemarin, BNTGR meminta seluruh pelaku usaha wisata di Rinjani--seperti pemilik usaha pendakian, pemandu, dan porter, untuk membekali diri dengan teknik penyelamatan dalam bencana.
BNTGR juga menegaskan bahwa ke depannya seluruh pendaki di Rinjani wajib mengantongi
SIMAKSI sebelum mendaki.
Sistem pengajuan SIMAKSI akan diberlakukan secara online dan akan diumumkan lebih lanjut.
Selanjutnya Tim Tanggap Bencana di Rinjani masih akan bersiaga hingga 6 Agustus 2018.
Jika terjadi keadaan darurat tim dapat dihubungi melalui call center BNTGR 0811283939.
(ard)