PHRI NTB Fokus Cek Keamanan Hotel Tinggi Pascagempa Lombok

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Senin, 06 Agu 2018 19:01 WIB
PHRI NTB berserta petugas terkait juga masih berusaha mengevakuasi turis yang berada di pulau-pulau kecil di sekitar Lombok.
Evakuasi turis di Gili Trawangan, Lombok, pascagempa pada Minggu (5/8). (Indonesia Water Police/Handout/via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bencana gempa bumi 7 skala Richter yang melanda Lombok, Bali, dan sejumlah kawasan di Jawa Timur pada Minggu (5/8) malam tentu saja mengakibatkan "guncangan" pada industri pariwisata Indonesia.

Dari data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM tercatat ada 13 ribu turis mancanegara yang sedang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat gempa berlangsung.


Meraka berasal dari 74 negara dengan pelancong terbanyak berasal dari Perancis 448 orang, Australia 406 orang, Britania Raya 376 orang, Jerman 326 orang, dan Belanda 298 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia NTB Lalu Abdul Hadi Faishal mengatakan kalau situasi saat ini Senin (6/8) sudah kondusif, meski saat gempa berlangsung timbul kepanikan dari turis akibat adanya peringatan tsunami.

"Setelah gempa berlalu saya dan tim langsung melakukan pengecekan ke hotel-hotel dengan bangunan tinggi. Tujuannya untuk pengecekan keamanan, khawatir ada yang terluka," kata Hadi melalui sambungan telepon.

"Ada beberapa hotel yang mengalami kerusakan namun bisa ditolerir. Tamu juga bisa dievakuasi dengan tertib sehingga berjalan lancar. Lebih banyak kerusakan di kawasan pemukiman," lanjutnya.

Hadi mengatakan kalau saat ini timnya berserta petugas terkait masih berusaha mengevakuasi turis yang berada di pulau-pulau kecil di sekitar Lombok, seperti Gili Trawangan dan Gili Meno.

Evakuasi tersebut diharapkan bisa selesai pada pukul 6 sore hari ini.

"Setelah sampai di Lombok itu terserah mereka, mau pulang atau menunggu sampai kondusif. Khusus AirAsia saya dengar ada penerbangan tambahan bagi turis dari Malaysia," ujar Hadi.

"Saya dengar terjadi pembatalan kedatangan, namun jumlahnya tak seberapa," lanjutnya.

Setelah terjadi gempa semalam, banyak hotel yang memilih mengarahkan tamunya untuk bermalam di luar ruangan, salah satunya ialah Hotel Santika Lombok.

Tapi malam ini, lanjut Hadi, beberapa hotel sudah beroperasi seperti semula, hanya saja belum mengaktifkan lift demi keamanan.


"Tak banyak yang sudah beroperasi seperti semula. Yang sudah normal tak menggunakan lift, tamu diminta naik tangga," kata Hadi.

Seingat Hadi, kondisi serupa pernah terjadi sekitar 45 tahun yang lalu. Namun ketika itu fasilitas dan layanan evakuasi belum memadai sehingga kepanikan tak kunjung reda.

NTB, katanya, bukan daerah yang sering mengalami gempa. Setelah industri pariwisata NTB bergeliat, Hadi meminta turis tak perlu khawatir soal rencana evakuasi yang disiapkan pemerintah.

"Posko keselamatan masih berupa swadaya, dari pemerintah, seperti milik Kementerian Pariwisata, sampai masyarakat. Di bandara sudah pasti ada. Ini semua dilakukan untuk memberikan informasi terkait bencana," kata Hadi.

Hadi belum mengetahui dengan pasti jumlah kerugian material setelah gempa berlalu. Kini timnya fokus untuk berkoordinasi dengan pihak terkait agar tetap bisa memanjakan turis yang "terdampar" di Lombok.

"Belum ada perhitungan kerugian. Kami masih fokus "memanjakan" turis. Sepertinya kalaupun ada, kami optimis bisa memulihkan industri pariwisata dengan cepat," pungkasnya.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER