Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo seluruh jajaran terkait untuk bersiaga dan segera menindaklanjuti informasi dan kondisi terkini di lapangan. Jokowi juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan keselamatan saudara-saudara yang ada di Sulawesi Tengah.
Menpar Arief Yahya juga langsung bergerak mengaktifkan Tim Crisis Center (TCC). Tugas tim ini adalah melayani informasi apa saja yang dibutuhkan oleh travelers atau wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
"Pertama, kami turut berbela sungkawa atas musibah di Palu dan Donggala Sulteng. Semoga masyarakat tetap tabah dan suasana segera kembali normal. Customers kami akan wisatawan, karena itu kami akan terus meng-up date informasi seputar 3A, Akses, Atraksi, Amenitas di Palu dan Sulteng," kata Arief.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief langsung memonitor dan up date informasi perkembangan terkini. Lalu berkoorinasi dengan jajaran instansi terkait, baik di pusat maupun daerah. Lalu, untuk memberikan kepastian kepada travelers dan keluarganya yang ikut panik, maka Kemenpar akan secara periodik mengeluarkan official statement.
"Tentu dengan memonitor dampak gempa terhadap ekosistem industry pariwisata. Dari telekomunikasi, transportasi dan turis (3T), juga akan kami sampaikan ke masyarakat, karena itulah yang dibutuhkan oleh keluarga yang sedang berwisata di Palu dan Donggala, Sulteng," tambah Arief.
Sementara ini, tim Crisis Center masih melaporkan dan informasi berdasarkan sumber primer, BMKG dan BNPB, baik pusat maupun daerah.
"Saat ini masih masa tanggap darurat, dan kami fokus pada layanan informasi," lanjut Arief.
Langkah berikutnya adalah menghentikan segala bentuk promosi, baik di dalam negeri maupun di mancanegara terkait dengan destinasi yang terdampak. Selanjutnya, berkoordinasi dengan para dispar daerah untuk melayani kegalauan wisatawan dan memantau 3 A terdampak.
Arief menjelaskan, bahwa Indonesia sangat luas, kejadian ini di Pulau Sulawesi persisnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Banyak media yang salah kaprah, saat bencana seperti ini menimpa seluruh Indonesia.
"Ini yang perlu saya luruskan, agar tidak ikut panik," kata Arief.
Dia juga menjelaskan, pasca Gempabumi Tektonik 7,7 SR itu pukul 17.02 WIB, jaringan telekomunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN terputus. Hingga pukul 18.00 WIB, hasil pemantauan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika terdapat 276 base station yang tidak bisa digunakan.
Operator telekomunikasi tengah berupaya memulihkan pasokan listrik dengan menggunakan Mobile Backup Power (MBP) dan menunggu pulihnya jaringan listrik dari PLN.
Menteri Kominfo Rudiantara juga menambahkan, beliau menugaskan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) untuk mengirimkan 30 unit telepon satelit. Hal tersebut guna mendukung koordinasi penanganan bencana di Donggala dan sekitarnya.
Sebelumnya, Kementerian Kominfo dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengirimkan informasi gempa bumi melalui SMS ke pengguna ponsel di daerah Donggala dan sekitarnya. Persisnya hari Jumat pukul 14.09 WIB. SMS Blast dikirimkan sebanyak 7 kali, adapun SMS peringatan dini tsunami telah dikirim pada pukul 17.02 WIB.
(mid/mid)