Jakarta, CNN Indonesia --
Polusi udara adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk
kesehatan manusia. Sederet penyakit diakibatkan oleh udara yang tercemar.
Sebut saja penyakit-penyakit gangguan paru, gangguan jantung, stroke, hingga demensia. Selain itu, polusi udara juga terkait dengan menurunnya fungsi kognitif pada anak.
Tak cuma itu, beberapa waktu lalu, sekelompok peneliti menemukan partikel polusi udara dalam plasenta ibu hamil yang bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman itu jelas tak main-main. Apalagi jika mengingat Jakarta yang telah menyandang status sebagai kota paling berpolusi di dunia. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai angka 182, tertinggi dari seluruh kota di dunia.
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari polusi udara.
1. Hindari jalan tercemarJika saja Anda punya alternatif, pilihlah jalan lain yang lebih 'senyap'. Mengutip
The Guardian, sebuah penelitian yang dilakukan King's College London menunjukkan bahwa mencari rute jalan lain yang lebih sepi mampu mengurangi risiko terpapar polusi udara sebanyak 53 persen.
Beberapa meter pertama dari ruas jalan utama, konsentrasi polusi udara berada pada jumlah yang melimpah. Dalam 50 hingga 100 meter, konsentrasi polusi udara itu akan berkurang sebanyak 50 persen.
Jalan yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi di setiap sisi bisa lebih tercemar dibandingkan yang tidak.
2. Gunakan aplikasiPakar kesehatan lingkungan dari University of Southampton, Profesor Stephen Holgate, mengatakan bahwa aplikasi pendeteksi polusi udara bekerja dengan sangat baik.
Ada beberapa aplikasi yang mampu memberikan perkembangan terbaru seberapa besar pencemaran udara di kota yang ditinggali. "Dengan begitu, Anda bisa memilih. Mereka (aplikasi pendeteksi polusi udara) sangat membantu," kata Holgate.
3. Hindari berolahraga di jam-jam sibukSekilas, berolahraga dapat melindungi diri Anda dari polusi udara. "Secara teori, ya betul, masuk akal bahwa aktivitas fisik bisa melindungi Anda dari pencemaran udara," ujar pakar manajemen lingkungan dari Imperial College's Centre for Environmental Policy, Audrey de Nazelle.
Dengan melakukan aktivitas fisik, Anda berarti melawan dampak negatif dari polusi udara. "Namun itu sulit dibuktikan," kata de Nazelle.
De Nazelle merekomendasikan Anda untuk tidak berolahraga joging di jam-jam sibuk. Pasalnya, pada jam sibuk itulah tingkat polusi udara berada pada posisi tertinggi.
"Akan lebih baik jika Anda berolahraga sebelum jam-jam sibuk itu dimulai. Pagi buta lebih baik," ujar Direktur Global Centre for Clean Air Research, University of Surrey, Prashnant Kumar.
4. Tinggalkan maskerTak semua masker berfungsi sebagaimana mestinya. "Mayoritas masker bocor, tersumbat, dan tidak benar-benar berfungsi," ujar Holgate.
Untuk benar-benar efektif, masker harus dipasang dengan sangat ketat dan membuat tak nyaman saat dipakai.
Sebuah penelitian dari Institute of Occupational Medicine menemukan bahwa rata-rata kebocoran terjadi sebanyak 66 persen selama digunakan saat aktivitas.
(asr/chs)