Menjaga Kekayaan di Taman Nasional Bunaken

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 17 Okt 2018 15:08 WIB
Pengelolaan Taman Nasional Bunaken tidak lepas dari berbagai tantangan
Seorang penyelam di kawasan Taman Nasional Bunaken. (Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Taman Nasional Bunaken berada di pusat segitiga terumbu karang dunia, tepatya di Provinsi Sulawesi Utara, merupakan 'perwakilan' Indonesia dalam ekosistem tropis perairan.

Kawasan Taman Nasional Bunaken, yang baru saja merayakan pertambahan usia ke angka 27 tahun ini, meliputi Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan.

Mengutip situs resmi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, keanekaragaman hayati di Taman Nasional Bunaken meliputi kawasan terumbu karang (11.709 hektare), kawasan mangrove (2.434 hektare), lebih dari 2000 spesies ikan karang, 200 spesies moluska, 8 spesies mamalia laut, penyu, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan masih ditemukan ikan purba disekitaran Teluk Manado yaitu Coelacanth (Latimeria manadoensis) yang ditemukan pertama tahun 1998.

Tak hanya itu saja, di Taman Nasional Bunaken memiliki lebih dari 35 divespot atau lokasi untuk menyelam dengan karakteristik yang unik.

Sayangnya sekitar 10 hari menjelang hari yang membahagiakan bagi Taman Nasional Bunaken, sebuah kapal wisata yang dioperasikan oleh PT Manado Maju Wisata mengalami kandas di sebuah divespot yang akrab disapa Ron's point.

Akibat gerusan kapal tersebut, terjadi kerusakan ekosistem terumbu karang pada tingkatan kelompok dan koloni dengan klasifikasi sedang dan besar.

Karang yang rusak termasuk dalam kategori massive dan sub massive.

Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Dr. Farianna Prabandari, mengatakan dampak yang ditimbulkan atas kerusakan karang adalah terganggunya keseimbangan ekosistem serta mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan.

Padahal, ia melanjutkan, tindakan preventifnya sudah sudah dilakukan antara lain aturan untuk tidak menginjak karang, tidak membuang jangkar di terumbu karang, tidak membuang sampah sembarangan, melakukan kegiatan diving dengan baik, aktivitas snorkeling, dan Discovery Scuba Dive pada lokasi yang ditentukan serta tidak melakukan pelayaran pada rataan terumbu.

Menurutnya pengelolaan Taman Nasional Bunaken tidak lepas dari berbagai tantangan, mengingat ada kawasan yang memerlukan keterlibatan  berbagai pihak, khususnya Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta.

Kegiatan wisata alam bahari masih terfokus lokasi di Pulau Bunaken, sehingga perlu pengembangan destinasi unggulan lainnya di pulau lain dan wilayah pesisir (agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER