7 Rekor MURI Tercipta di Festival Budaya Irau Malinau 2018

Kemenpar | CNN Indonesia
Kamis, 25 Okt 2018 23:28 WIB
FBIM-9 2018 yang digelar pada 14-26 Oktober 2018 juga dimeriahkan oleh sejumlah artis dan budaya Nusantara.
Ilustrasi. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival Budaya Irau Malinau (FBIM) ke-9 menjadi ajang pemecahan rekor versi Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan total tujuh rekor MURI yang diciptakan.

FBIM-9 2018 yang digelar pada 14-26 Oktober 2018 juga akan dimeriahkan oleh sejumlah artis dan budaya daerah Nusantara. Menu utamanya adalah parade seni budaya macam Anyat, Saung, dan obat tradisional Belengla yang terinspirasi dari Dayak Kenyah.

"Penyelenggaraan FBIM tahun ini sangat meriah. Respons besar ditunjukan masyarakat sejak awal. Lebih membanggakan lagi ada banyak rekor MURI yang tercipta di sana. Prestasi ini membuat value festival jadi naik," ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sejak digelar Senin lalu, FBIM-9 membidik 9 rekor MURI namun sampai Selasa (23/10), sudah ada tujuh rekor yang dicapai. Sisa rekor MURI lainnya akan digelar Kamis (25/10) seperti Ani Ka'bo terbesar.

Tempat dari pemecahan rekor ini berlokasi di Anena Pelangi Intimung, Malinau. Rekor terakhir Bubu terbesar pun akan diciptakan pada Jumat (26/10) mendatang.

"Rekor-rekor MURI ini menjadi pengakuan kekayaan intelektual masyarakat Malinau. Catatan ini akan menjadi calibration, confidence, dan credibility bagi mereka," kata Arief.



Kekayaan 'Pakaian Adat Terbanyak' menjadi pembuka pesta rekor MURI. Status rekor diberikan karena karnaval ini melibatkan 8.850 peserta, 11 Lembaga Adat Dayak, dan 12 etnis dari seluruh pelosok nusantara.

Daftar capaian rekor MURI bertambah dari 'Penumbuk Padi Terbanyak dan Angan Terpanjang' pada Selasa (16/10) yang dipersembahkan suku Dayak Lundayeh.

Lobang Lesung Terbanyak

Mereka membukukan rekor lobang lesung terbanyak sebanyak 584 lobang, membuat alu terbanyak dengan jumlah 1.752 biji, dan tungku terpanjang sepanjang 350 meter. FBIM-9 juga menorehkan rekor MURI untuk perisai terbesar, Kamis (18/10), dengan ukuran 11,25 meter.

Daftar rekor MURI diperpanjang dengan pagelaran musik Sampe (Kecapi) terbanyak yang dipersembahkan oleh etnis Dayak Kenyah. Mereka menampilkan musik Sampe yang dimainkan oleh 1.000 orang.

"Etnis-etnis Dayak di Malinau bersinergi menampilkan prestasi terbaik. Nuansa etnik ini dikolaborasikan dengan modern melalui figur-figur terbaik. Apa yang mereka lakukan menjadi potensi pariwisata yang besar," tegas Arief.

Selain rekor MURI, panggung FBIM-9 juga terlihat sangat glamor. Ada banyak artis dan musisi terkenal yang tampil macam Siti Badriah, Band Kapten, Via Vallen, hingga Band Tipe-X.

Di samping itu, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuty menjelaskan FBIM-9 selalu menjadi daya tarik yang dimiliki Malinau.

"Kemasan FBIM-9 tahun ini sangat menarik. Ada banyak rekor MURI yang diciptakan. Hal ini tentu jadi branding beragam potensi terbaik di Malinau. Kami juga gembira dengan besarnya respons dari publik," katanya.


FBIM-9 juga menjadi galeri bagi kearifan lokal Nusantara, misalnya etnis Tionghoa dengan barongsai dan etnis Jawa dengan simulasi Tingkepan sebagai prosesi upacara 7 bulan usia kehamilan. 

Warna Nusantara juga semakin dominan melalui aksi Jaipongan khas Sunda dan Rampak Gendang. Untuk budaya Maluku, mereka menyajikan seni Bambu Gila, Tarian Katreji, dan Tarian Cakalele pada Rabu.  Sedangkan masyarakat Banjar menampilkan Mandilin serta Nusa Tenggara Timur yang menampilkan Tari Hegong, Hedung, Ja'idan, dan Gawe.

(mle/mle)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER