Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah jatuhnya pesawat
Lion Air JT-610 rute
Jakarta-Pangkalpinang."Kejadian Lion Air pagi ini, saya bersimpati, berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," kata Arief Yahya di Eco Beach Tent Bay Billiton Tanjung Kelayang, Belitung, seperti yang dikutip dari Antara pada Senin (29/10).
Ia mengatakan di antara korban yang tercantum dalam manifes pesawat tersebut adalah para pegawai negeri sipil di sejumlah instansi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu Arief pun menyampaikan simpatinya kepada rekan-rekan sesama menteri yang jajarannya turut menjadi korban.
"Rekan kita dari PNS banyak, jajaran Kemenkeu (Kementerian Keuangan) anak buah Bu Ani (Sri Mulyani), Kejagung, Kapolri, BPK, BPKP, kepada mereka dan keluarga saya mengucapkan duka cita dan simpati yang mendalam," ujar Arief.
Setelah musibah terjadi ia membatalkan diri untuk datang dalam acara penyambutan penerbangan perdana maskapai Garuda Indonesia Singapura-Belitung sebagai bentuk empati.
Arief seharusnya menyambut penerbangan perdana tersebut dengan serangkaian acara seremoni. Namun musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 membuat acara seremonial tersebut dibatalkan.
Terlebih musibah tersebut menimpa pada pesawat dengan rute penerbangan yang menuju provinsi yang sama.
"Untuk itu saya bersimpati, berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," katanya.
Namun Arief mengatakan penyambutan tetap dilakukan kepada penerbangan perdana tersebut namun tidak ada acara khusus.
"Acara dibatalkan tapi mereka datang, tetap kita berikan selamat. Ini untuk bersimpati pada kejadian pagi ini," katanya.
Pesawat Lion Air JT-610 dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak setelah sekitar 13 menit lepas landas.
Beberapa waktu kemudian dilaporkan pesawat tersebut jatuh di sekitar Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pesawat membawa 181 penumpang, dua pilot, dan enam awak kabin.
Pemerintah telah menyatakan untuk berupaya seoptimal mungkin mendapatkan informasi lengkap tentang musibah jatuhnya pesawat untuk keluarga korban dan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan korban.
Sore ini dikabarkan pencarian korban insiden Lion Air JT-610 di perairan Karawang lewat teknik penyelaman dihentikan.
Kapolda Jawa Barat Brigadir Jenderal Agung Budi Maryono mengatakan penyelaman pada hari pertama terkendala dalam hal jarak pandang.
"Saat kedalaman 30-35 meter itu lumpur naik. Kemudian minyak avtur dari pesawat juga demikian, sehingga mempengaruhi jarak pandang," kata Agung dalam jumpa pers di pusat informasi di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Senin (29/10) sore.
Selain kendala penglihatan, Tim SAR Gabungan terkendala waktu pencarian yang singkat di hari pertama. Penyelaman baru bisa efektif siang hari setelah koordinasi Tim SAR Gabungan terbentuk.
"Kendalanya tentu waktu, kita baru mulai siang sampai jam 17.00 WIB tadi," kata dia.
Esok hari pencarian akan dilanjutkan dengan kekuatan penuh dari kepolisian, TNI, Basarnas, dan beberapa lembaga.
[Gambas:Video CNN] (ard)