President Cup 2018 Jadi Andalan Sport Tourism di Perbatasan

Kemenpar | CNN Indonesia
Senin, 05 Nov 2018 20:15 WIB
Tarian dan penampilan musik perpaduan Biola dan Sasando dengan vokal yang menawan sukses menyita perhatian ratusan peserta saat pembukaan President Cup 2018.
Tarian dan penampilan musik perpaduan Biola dan Sasando dengan vokal yang menawan sukses menyita perhatian ratusan peserta saat pembukaan President Cup 2018. (Dok Kemenpar)
Jakarta, CNN Indonesia -- President Cup 2018 telah dibuka lewat atraksi dari alunan musik Sasando dan tarian nusantara yang meriah, berlangsung selama dua hari pada 3-4 November di Bintan Lagoon Golf Club, Lagoi Bay Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) turut mendukung kegiatan tersebut lewat Branding Wonderful Indonesia yang terpampang megah di acara Gala Dinner pembukaan. Tarian dan penampilan musik perpaduan Biola dan Sasando dengan vokal yang menawan sukses menyita perhatian ratusan peserta.

"Terima kasih atas dukungan Kementerian Pariwisata yang terus konsisten terhadap perkembangan pariwisata di Bintan. Event Golf ini membuktikan bahwa Sport Tourism tetap bisa menjadi andalan dalam meraup jumlah kunjungan wisatawan di perbatasan," kata Kepala Dinas Pariwisata Bintan Luki Zainal Prawira, dalam keterangan tertulis, Senin (5/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompetisi tersebut dihadiri oleh ratusan golfer yang merupakan para atlet dari berbagai negara dan juga sebagai wisatawan mancanegara, terutama Wisatawan Singapura.

"Ini adalah para atlet yang punya hobi, gaya hidup, dan tempat kami memang surganya lapangan Golf. Silahkan datang kalau tidak percaya. Silahkan buktikan. Silahkan kunjungi Bintan, banyak pilihan anda untuk bermain Golf," ujar Luki.

Hal senada disampaikan oleh Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani yang mengatakan tidak salah kalau Bintan sudah dianggap sebagai surga bagi golfer karena variasi landscape golf coursenya yang bagus. Pemandangannya mulai dari pegunungan, sawah, hutan, pantai, sampai di dalam kota, semua ada.

Bintan Lagoon Resort (BLR) memiliki lapangan golf yang terkenal di dunia. Dua desainer golf ternama di dunia, Jack Nicklaus Sea View dan Ian Baker-Finch Woodlands Golf, masing masing merancang satu lapangan golf di BLR.

Kedua lapangan golf tersebut sangat istimewa. The Jack Nicklaus Sea View Course menawarkan keindahan bentang laut yang luas, sedangkan The Ian Baker-Finch Woodlands Course merupakan lapangan golf dengan pemandangan hutan yang dipenuhi dengan pepohonan rindang.

Di Bintan sendiri, selain Bintan Lagoon Golf Club, juga ada Bintan Golf Cup dan Laguna Bintan Golf Club yang juga banyak diburu penggemar golf Negeri Singa Putih.

"Semoga event ini terus menambah jumlah kunjungan wisatawan di perbatasan. Apalagi para golfer mempunyai spending money yang tinggi, sehingga bisa berdampak baik untuk negara kita, terima kasih kepada panitia pelaksana maupun industri-industri di perbatasan yang terus menciptakan atraksi-atraksi di cross-border," ujar Giri yang juga diamini Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Masruroh.

Potensi sumbangan devisa dari wisata golf pun diharapkan ikut terkatrol naik. Hal itu wajar, karena wisman golf terkenal sangat royal membelanjakan uangnya. Per harinya, golfer mancanegara ini umumnya menghabiskan 5 ribu hingga 6 ribu dolar AS dalam satu kunjungan ke Indonesia, enam kali lipat dari wisman biasa.

Lebih lanjut Masruroh mengatakan, Batam dan Bintan yang berada di Provinsi Kepri, adalah lokasi yang paling dekat dengan Singapura. Tempat bermukimnya, 3,5 juta orang Singapura, 1,5 juta pekerja asing di Singapura atau lebih dikenal dengan ekspatriat. Juga ada 15,5 juta orang per tahun, atau 1,25 orang wisatawan mancanegara setiap bulan di Negeri Kepala Singa itu.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan turnamen golf ini apabila digarap serius maka pertumbuhan wisman di Batam-Bintan bisa meningkat. Ia pun terus mengajak industri untuk memaksimalkan peluang ini.

"Karena saat ini bukan yang besar makan yang kecil, tapi yang cepat makan yang lambat. Industri harus mau berinovasi, memodifikasi dalam melihat peluang pasar," jelas Arief. (egp/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER