Jakarta, CNN Indonesia -- Kerajaan Amantubilah di Mempawah, Kalimantan Barat, akan menampilkan kekayaan budaya lewat Festival Robo-robo. Festival ini akan berlangsung tiga hari yakni dari 5 hingga 7 November 2018.
"Festival Robo-robo berangkat dari semangat masyarakat Mempawah. Semangat untuk menjaga martabat dan kedaulatan bangsa. Serta, menuju bangsa yang berbudaya," tutur Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Sumarni,dalam keterangan tertulis, Minggu (4/11).
Dia menjelaskan kalau penyelenggaraan tahun ini tak jauh beda dengan sebelumnya. Festival Robo-robo akan diawali dengan Upacara Robo-robo. Tahun ini, tema yang diangkat 'Kembalikan Marwah Kerajaan Kesultanan di Indonesia'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta upacara berasal dari berbagai unsur mulai dari pelajar, warga sipil, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala suku, hingga para raja dan ratu.
Setelah Upacara Robo-robo, kegiatan dilanjutkan dengan mencuci benda-benda pusaka Kerajaan Amantubilah dengan jenis yang beragam, mulai dari keris hingga pedang. Hari pertama Festival Robo-robo akan ditutup dengan berdoa dan berzikir bersama.
Memasuki hari kedua, acara dilanjutkan dengan ziarah kubur. Ratu dan rombongan akan datang ke makam Raja I. Layaknya kaum bangsawan, makam tersebut tak hanya dinaungi bangunan semacam rumah, lokasinya pun berada di dataran tinggi.
Selanjutnya diadakan pula Musyawarah Alam Raja-raja dan Para Bangsawan dengan tema 'Menuju Indonesia Masa Depan'. Acara ini diikuti tetua adat, para pemuda, perwakilan mahasiswa dan lainnya.
Yang tak kalah penting di hari kedua Festival Robo-robo, adalah Ritual Adat Toana. Ini merupakan ritual adat Penganugerahan Gelar Amantubilah di lingkungan kerajaan.
"Saya setuju pentingnya menempatkan raja, ratu, sultan, pemangku adat, dan kepala suku dalam setiap aspek kehidupan di Mempawah. Ini sebagai bentuk penghargaan darma bakti atas jasa-jasa dan pengorbanan mereka," ujar Sumarni.
Puncak Festival Robo-robo adalah Makan Syafar di halaman Istana Raja I. Selanjutnya, rombongan pergi ke Muara Sungai dengan peserta kirab acara. Prosesi ini berlangsung sampai pukul 12.00 di Muara Kuala Mempawah di Kecamatan Mempawah Timur. Biasanya, akan ada semacam larung sesaji yang salah satunya berupa telur ayam kampung.
Menurut Kabid Pemasaran Area III Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sapto Haryono, Festival Robo-robo mampu mempererat ikatan silaturahmi, khususnya antara para raja, ratu, sultan, pemangku adat, dan kepala suku, dengan semua komponen anak bangsa.
"Dengan Festival Robo-robo, saya berharap semua komponen anak bangsa dapat menjunjung nilai-nilai luhur adat istiadat dan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik budaya yang diangkat dalam acara ini. Ia menuturkan, budaya menjadi salah satu alasan ketertarikan turis. Karena itu, ia berpesan, budaya harus dilestarikan. Ia pun mendorong agar para penggiat kebudayaan mampu menghasilkan daya kreasi yang bernilai komersil tinggi.
"Yang terpenting, budaya harus terus dilestarikan. Semakin dilestarikan, akan makin menyejahterakan," tegasnya.
(egp/stu)