Perusahaan China 'Paksa' Karyawan Jalan Kaki 180 Ribu Langkah

CNN Indonesia
Kamis, 13 Des 2018 11:53 WIB
Demi membiasakan para pekerjanya agar tak malas bergerak, sebuah perusahaan real estate China memberlakukan kuota jalan kaki yang wajib dipenuhi karyawannya.
ilustrasi jalan kaki (robertoaiuto/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jalan kaki adalah salah satu cara termudah untuk 'bergerak' dan berolahraga. Hanya saja, saat berada di kantor jalan kaki kebanyakan pekerja justru jadi kurang bergerak dan berjalan kaki.

Demi membiasakan para pekerjanya agar tak malas bergerak, sebuah perusahaan real estate China memberlakukan kuota jalan kaki yang wajib dipenuhi karyawannya. 
 
Perusahaan real estate di Guangzhou menargetkan setiap pekerjanya untuk jalan kaki 180ribu langkah kaki setiap bulan. Kalau karyawan tidak mampu memenuhi target, maka mereka akan dikenakan denda sebesar 0,01 yuan atau sekitar Rp21 per langkah. 


Berdasar laporan koran lokal Information Times, seorang karyawan yang menyebut dirinya Xiao C. sempat tidak memenuhi target. Bulan lalu, dirinya hanya bisa memenuhi kuota sebanyak 170ribu, sehingga mau tidak mau perusahaan memotong gajinya sebesar 100 yuan atau sekitar Rp210ribu. Tampaknya kecil tetapi jumlah ini sungguh berarti untuknya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sungguh penderitaan! Kewajiban kami 180ribu langkah per bulan. Berdasarkan perhitungan bulanan selama 30 hari, rata-rata jalan kaki enam ribu langkah. Kelihatannya sedikit tapi ini sebenarnya masalah besar buat saya," ujarnya dikutip dari Oddity Central (4/12). 

Xiao bekerja di bagian HRD dan banyak menghabiskan waktu di belakang meja. Dia kesulitan jika harus memenuhi kwajiban kuota jalan kaki. Jarak stasiun kereta bawah tanah dengan kantor tak seberapa jauh. Xiao banyak menghabiskan waktu di kereta atau transportasi umum lain. Saat dihitung, per hari ia hanya bisa memenuhi 2.500 langkah. Jumlah ini jauh dari perhitungan rata-rata langkah per hari. 


"Saya bisa mengerti kalau perusahaan ingin kami lebih banyak berolahraga dan lebih sehat, tapi kami tidak bisa jalan kaki selama jam kerja, dan kami harus lembur," keluhnya. 

"Setelah pulang dan makan malam, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. harus jalan kaki untuk mencapai kuota harian jadi beban ekstra dan ini mempengaruhi waktu tidur."

Tuntutan yang berat ini dikeluhkan pula oleh karyawan lain. Bahkan ada sebagian karyawan yang memilih untuk keluar. 

Xiao menambahkan strategi ini tidak membuat karyawan di perusahaan semakin sehat. Sebagian dari mereka menggunakan perangkat lain untuk 'menipu' aplikasi penghitung langkah pada ponsel. Kabar buruknya, Xiao tak mungkin melakukan strategi ini. Ia bisa tertangkap basah oleh bos jika kedapatan menggunakan perangkat 'penggoyang' di kantor. Kalau pun memanfaatkan perangkat di rumah, kuota langkah kaki tetap tidak akan terpenuhi. 

Xiao tak punya pilihan lain selain mencari pekerjaan baru. 

Langkah kaki tampaknya jadi jualan besar di China. Beberapa perusahaan asuransi kesehatan menggunakan aplikasi untuk mengecek langkah kaki harian klien mereka. Perusahaan menawarkan diskon perencanaan masa depan jika klien mencapai target mereka. Selain itu, sekolah-sekolah juga menerapkan target lagnkah kaki untuk siswanya. (els/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER