Gelombang Pria Metroseksual yang Menyerbu Afrika

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jan 2019 10:38 WIB
Afrika tengah diserbu gelombang metroseksual yang merasuki pria-pria muda. Kini, mereka tak lagi malu untuk 'mempercantik' diri.
Ilustrasi. (Foto: Istockphoto/PeopleImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak perlu lagi ada kata malu. Kiranya begitu yang terpikirkan oleh pria-pria Afrika di zaman kiwari. Mereka tak perlu malu-malu lagi untuk pergi ke salon kecantikan demi merawat tubuhnya agar semakin rupawan.

Tengok saja Gerhard Joubert, seorang pria asal Afrika Selatan, yang kini tak malu lagi pergi ke salon kecantikan. Betapa tidak, kini sejumlah salon kecantikan khusus pria telah banyak berdiri di Afrika Selatan.

Sebelum salon kecantikan pria mulai bermunculan, Joubert kerap merasa canggung saat ingin dimanja dalam salon-salon yang hampir selalu dipenuhi oleh wanita. Tapi sekarang Joubert percaya diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu (salon kecantikan pria) adalah lingkungan pria. Mereka bisa memberi wiski jika Anda mau," ujar Joubert seraya berbaring di kursi mewah berbahan kulit saat menjalani pedikur di Sorbert Man, salah satu salon khusus pria di Johannesburg, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Saya rasa, kita (pria) perlu merawat diri sendiri. Itu terlalu sering diabaikan, khususnya di Afrika Selatan," kata Joubert.

Dua dekade lalu, sejumlah selebriti pria seperti David Beckham mulai mengubah sudut pandang konvensional soal konsep maskulinitas. Mereka mendorong pria untuk memperhatikan penampilan mereka dan menggaungkan soal pentingnya produk kecantikan untuk pria.

Afrika termasuk lamban dalam menangkap gelombang metroseksual ini. Namun, belakangan penyebaran tren mode melalui media sosial perlahan membawa perubahan. Tren itu mendorong perusahaan global seperti Unilever, Procter & Gamble, serta L'Oreal menargetkan lebih banyak produknya untuk digunakan pria-pria Afrika. Salon menjadi ruang khusus bagi pria untuk mendapatkan produk-produk tersebut.

Sorbert Man sendiri baru berdiri tiga tahun lalu. Selama tiga tahun berjalan, Sorbert Man telah memiliki 20 toko dan salon waralaba. Sejak itu, toko dan salon kecantikan pria pun kian bermunculan di Afrika.

"Saya pikir, selama bertahun-tahun ke belakang, stigma soal pria yang senang merawat dirinya benar-benar membatasi pria mengekspresikan dirinya," ujar pemilik salon pria Bespoke Man, Johannesburg, Dexter Pillay.

"Sekarang kondisi sudah berubah drastis. Kini, banyak pria lebih metroseksual."

Secara global, pasar produk perawatan kecantikan pria ditargetkan mencapai US$ 76 miliar pada 2023 mendatang. Afrika menawarkan peluang baru dengan jutaan pelanggan anyarnya.

Analis tren, Nicola Cooper, mengatakan bahwa populasi pria muda di Afrika dipandang besar oleh industri produk kecantikan pria. Penyebabnya jelas, karena pria-pria muda Afrika kian sadar akan penampilannya.

"Produsen melihat peluang besar untuk menargetkan pria muda Afrika yang mulai berpikiran terbuka," ujar Cooper. (asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER