Jakarta, CNN Indonesia --
Kopi kini jadi salah satu minuman paling populer di dunia. Namun, kepopuleran kopi dapat berujung pada kelangkaan atau bahkan kepunahan.
Penelitian terbaru menunjukkan, 60 persen tumbuhan kopi yang ditemukan di alam liar dapat segera punah. Spesies kopi liar membutuhkan habitat hutan untuk bertahan hidup.
Studi yang dipublikasikan
Science Advances ini menyatakan, spesies kopi tengah berada dalam bahaya. Hal ini bisa ditanggulangi jika pemerintah dan produsen kopi meningkatkan perlindungan untuk spesies kopi dan membudidayakan lebih banyak benihnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Video CNN]Penelitian ini menemukan, 75 dari 124 jenis kopi liar terancam punah. Sekitar 35 dari 124 spesies itu tumbuh di daerah tanpa perlindungan konservasi. Jenis kopi paling populer, arabika, masuk dalam daftar tersebut. Arabika bahkan diprediksi bisa punah kurun waktu 60 tahun saja.
Peneliti dari Kew Royal Gardens, Inggris, menyebut, perubahan iklim, penggundulan hutan, kekeringan, dan penyakit tanaman menjadi penyebab masa depan kopi dalam bahaya.
"Mengingat ancaman dari perambahan manusia dan penggundulan hutan, beberapa (spesies kopi) dapat punah dalam 10 hingga 20 tahun, terutama dengan pengaruh tambahan dari perubahan iklim," kata peneliti Aaron P Davis kepada
CNN.
Aaron menyebut, tanaman kopi tumbuh di habitat alami yang sangat spesifik. Kenaikan suhu dan peningkatan curah hujan yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat kopi tidak bisa tumbuh dengan subur.
Peneliti menilai, keberagaman kopi ini penting untuk membuat tanaman kopi yang dimodifikasi secara genetik. Hal ini berguna untuk mengembangkan kopi yang tahan pada perubahan iklim dan hama.
"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melestarikannya di alam liar, jadi kami perlu meningkatkan pengelolaan kawasan lindung dan juga perlu menunjuk kawasan lindung baru," kata Davis.
(ptj/asr)