Jakarta, CNN Indonesia -- Kebiasaan sehari-hari yang salah dapat berpengaruh buruk bagi
kesehatan. Posisi duduk yang salah hingga terlalu banyak menunduk menjadi salah satu faktor yang menimbulkan
masalah pada tulang belakang.Gejala yang mungkin muncul, misalnya, nyeri pada leher dan punggung yang bisa terasa kapan pun. Nyeri yang dirasakan akan sangat menyiksa dan bisa mengganggu aktivitas Anda.
Ahli spesialis bedah saraf, dr Wawan Mulyawan mengatakan, nyeri pada tulang belakang disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan mulai dari bangun hingga tidur kembali. Berikut beberapa kebiasaan buruk sehari-hari yang menimbulkan nyeri pada tulang belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Langsung beranjak dari kasur selepas bangun tidurSebut saja kebiasaan langsung beranjak dari kasur saat bangun tidur. Wawan menyarankan Anda untuk meninggalkan kebiasaan itu. Pasalnya, kebiasaan itu dapat mengakibatkan sakit pada pinggang.
"Baiknya memiringkan badan terlebih dahulu, kemudian beranjak dari tidur," kata Wawan kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (19/2).
2. Menggunakan kloset jongkokSelain itu, Wawan juga menyarankan untuk memilih kloset duduk dibandingkan jongkok demi mengurangi peregangan di saat buang air besar.
3. Membungkuk saat akan mengambil barang di bawah Nyeri tulang belakang juga disebabkan oleh kebiasaan mengambil barang di bawah. Saat hendak mengambil barang di bawah, Wawan menyarankan untuk menekuk kaki terlebih dahulu ketimbang langsung membungkuk.
4. Terlalu lama duduk di depan layar dan menunduk karena bermain gawaiKedua kebiasaan di zaman digital ini menjadi pemicu rasa nyeri di bagian tulang belakang.
Menurut Wawan, duduk yang tepat dilakukan setidaknya 30 menit hingga satu jam untuk waktu terlama. Setelah waktu itu habis, Anda disarankan untuk berdiri atau berjalan-jalan untuk kemudian duduk kembali. "Itu bisa mempercepat proses peregangan pada tubuh," kata Wawan.
5. Minim mobilitasSaat ini, kebanyakan orang malas melakukan aktivitas yang memerlukan energi besar. Kehadiran teknologi cenderung mengurangi kegiatan.
Jarangnya tubuh untuk bergerak ini, kata Wawan, secara tidak langsung membuat otot-otot kekurangan kekuatannya.
(ims/asr)