Jakarta, CNN Indonesia --
Academy Awards 2019 kembali digelar untuk menganugerahkan
Piala Oscar kepada insan perfilman dunia pada Selasa (24/2) malam waktu Los Angeles, Amerika Serikat atau Rabu (25/2) pagi WIB. Para bintang
Hollywood berlomba-lomba tampil memukau dengan busana yang menarik perhatian di karpet merah jelang penyerahan Piala Oscar.
Gaya para seleb di karpet merah ini selalu jadi yang ditunggu-tunggu jelang ajang besar sekelas Piala Oscar. Namun, tahukah Anda, gelaran karpet merah sebenarnya sudah ada jauh sebelum Academy Awards dihelat.
Setidaknya, sejarah mencatat, karpet merah telah ada lebih dari 2.400 tahun sebelum Piala Oscar. Karpet merah yang kini tampak mewah dan elegan serta bertabur senyum para bintang, ternyata berawal dari kisah kelam yang mematikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari
CNN, penulis naskah drama Yunani, Aeschylus menyatakan, penyebutan karpet merah pertama kali muncul dalam kisah Raja Agamemnon pada 458 SM. Agamemnon berbicara tentang lantai merah yang merupakan jalur khusus untuk Raja.
Agamemnon dikisahkan pergi meninggalkan istrinya, Clytemnestra, dalam waktu yang lama. Dalam perjalanan itu, dia jatuh cinta pada seorang gundik bernama Cassandra. Agamemnon pun pulang bersama Cassandra.
Walaupun Clytemnestra sebenarnya juga selingkuh, dia tak senang dengan pengkhianatan suaminya itu. Clytemnestra lantas merencanakan sebuah pembalasan.
"
Jadikan semua tanah menjadi merah / Di mana kaki-kaki itu lewat; dan keadilan, gelap dahulu kala, / Rumah menerangi dia ke perapian yang tidak dia cari," kata Clytemnestra.
Clytemnestra menggelar karpet merah untuk menunjukkan sang suami tengah berjalan menuju kematian. Agamemnon dan Cassandra pun terbunuh.
"Ini bukan cerita yang indah," kata ahli sejarah di National Portrait Gallery, Washington, AS, Amy Henderson, dikutip dari
CNN.
Sejak saat itu, meski memiliki sejarah mematikan, karpet merah tetap saja digunakan dalam banyak acara penting.
Henderson menyebut, sebuah dokumen menyatakan, Presiden AS ke-5 James Monroe turun dari perahu di Carolina Selatan pada 1821 dan disambut upacara dengan karpet merah. Kala itu, karpet merah dikaitkan dengan transportasi.
Pada 1902, karpet merah juga digunakan untuk mengarahkan orang naik kereta di New York. Karpet merah menjadi penanda status sosial pemegang tiket kelas satu.
"Penggunaan karpet merah berkembang menjadi cara membuat orang istimewa," ucap Henderson.
Di Hollywood, karpet merah pertama kali digunakan oleh tokoh teater Sid Grauman pada 18 Oktober 1922 saat penayangan perdana film Hollywood, Robin Hood. Grauman ingin memberikan kesan yang istimewa pada premiere film itu. Para bintang seperti Douglas Fairbanks dan Wallace Beery terlihat glamor saat melenggang di karpet merah.
Karpet merah lalu jadi menjadi sebuah rutinitas untuk pemutaran film perdana. Karpet merah seolah jadi penyatu antara bintang besar yang jarang terlihat dengan para penggemar dan publik.
Di ajang Oscar, karpet merah pertama kali digunakan pada 1961. Dalam siaran di televisi yang terlihat memang hanya hitam putih, barulah pada 1966 saat Oscar pertama kali tayang berwarna, karpet merah itu terlihat nyata di televisi.
Sejak saat itu, karpet merah selalu digunakan dalam banyak acara perfilman dan ajang penting.
Kini, karpet merah juga menuai kontroversi lantaran dianggap tak ramah lingkungan. Perusahaan lingkungan Veolia memiliki kontrak untuk mendaur ulang 80 ton karpet merah dari Cannes setiap tahunnya. Kain itu diubah menjadi barang yang digunakan sebagai kemasan dan rambu-rambu jalan.
Laporan dari Signature Systems menyebut karpet merah dihancurkan dengan cara yang tak diungkapkan setiap malam setelah gelaran acara.
(ptj/asr)