Jakarta, CNN Indonesia --
Daging sapi hampir tak pernah absen dari menu makanan orang
Korea. Yang cukup populer di Indonesia adalah
bulgogi alias olahan daging sapi Korea. Tak ubahnya
barbeku, bulgogi juga dinikmati dengan cara dipanggang.
Orang Korea punya cara makan daging panggang yang unik dan otentik. Jika ingin mengetahui dan menjajal makan daging panggang ala Korea, maka tak ada salahnya mampir ke restoran Pochajjang di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.
Restoran ini merupakan inisiatif Kulo Grup yang sebelumnya dikenal dengan Kedai Kopi Kulo. Masih dengan 'DNA' yang sama, Pochajjang menyajikan barbeku ala Korea dengan harga terjangkau. Ada dua pilihan paket yang ditawarkan:
premium beef yang dibanderol Rp99 ribu dan
wagyu dengan harga Rp129 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat memasuki area restoran, Anda akan disambut tenda besar ala kaki lima Korea. Jika ingin nuansa lain, ada ruangan yang lebih nyaman di dalam.
Sebelum duduk manis bersantap, terlebih dahulu ambil minum, selada air, dan makanan pendamping. Berbagai pilihan ada di sana mulai dari
japchae (
glass noodle),
pajeon (
vegetable pancake), dan
karaage (
fried chicken). Nasi juga tersedia dalam dua pilihan: nasi putih dan
garlic fried rice.
Selanjutnya, pilihlah daging sapi alias
bulgogi. Semua daging sapi sudah dimarinasi dengan pilihan bumbu ala
bulgogi seperti
spicy bulgogi, madu, dan
blackpepper.
Meski berjudul restoran, tapi suasana bersantap di Pochajjang terasa seperti berada di warung kaki lima Korea. Meja kotak berukuran besar dengan kompor gas kecil di bagian tengah, ditambah dengan kursi-kursi ala kaki lama dihadirkan di Pochajjang.
 Pengunjung menunggu sajian daging panggang di Pochajjang yang kenal dengan nuansa Korea. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Tak cuma itu, Pochajjang juga menata interior sedemikian rupa hingga mirip dengan suasana makan di pinggir jalan, lengkap dengan kanopi dan kelap-kelip lampu kecil. Belum lagi sederet poster artis-artis K-pop yang ditempel di sana sini.
Berbalut suasana K-pop,
wagyu pun datang saat pemanggang sudah siap. Daging tak perlu dipanggang terlalu lama agar mendapatkan sensasi
juicy dari daging.
Namun, jangan terburu-buru menyantap daging yang sudah dipanggang. Orang Korea terbiasa membungkus daging atau biasa disebut '
ssam'.
Ambil selembar daun selada air dan bubuhkan nasi putih secukupnya. Kemudian, ambil potongan daging, celupkan ke dalam minyak wijen, dan letakkan pada daun selada air.
Untuk pelengkap, letakkan potongan bawang putih dan
ssamjang atau sambal khas Korea. Bungkus dan santap dalam satu gigitan. Campuran rasa manis daging, gurih minyak wijen, dan
ssamjang yang tak terlalu pedas bercampur jadi satu.
 Pochajjang menghadirkan sajian daging panggang ala warung kaki lima Korea. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Ada trik lain untuk menikmati
ssam. Menggunakan
kimchi yang diselipkan di dalam bungkusan daun selada air bakal memberikan sensasi dan sedikit asam.
Anda juga bisa menyiasatinya dengan memanggang bawang putih untuk mengurangi ketajaman rasa jika kurang terbiasa menyantap dalam kondisi mentah.
"Semua yang ada di sini
homemade,
ingredients pun lokal, hanya wagyu yang langsung dari Jepang," tutur Michael Bunyamin, partner dari Kulo Grup saat ditemui di Pochajjang, Gandaria, Jakarta Selatan, Kamis (21/3).
Meski mengusung kuliner autentik Korea, tapi Pochajjang tetap menyesuaikan rasa makanan dengan lidah orang Indonesia. Meski berlawanan, tapi makanan 'mengawinkan' selera lidah ini patut dijajal.
Contohnya saja dengan racikan
spicy bulgogi yang pas dengan kesukaan orang lokal akan rasa pedas. Tak cuma itu, Pochajjang juga menyesuaikan kimchi dengan selera lokal lewat rasa asam yang tak begitu tajam dan sayuran yang masih memiliki tekstur.
Lewat konsep
all you can eat, Pochajjang ingin menjamu pengunjung hingga hasrat mereka akan daging sapi terpuaskan.
(els/asr)