Jakarta, CNN Indonesia -- Anak yang mengalami penindasan atau
bullying, seperti yang dialami oleh
Audrey, remaja di Pontianak, sering kali memendam masalah atau persoalan yang mereka hadapi. Acap kali
bullying baru terungkap saat anak sudah mengalami kekerasan fisik yang buktinya terlihat nyata.
Menurut psikolog anak Mira Amir, anak-anak kerap tidak mengetahui cara menangani
bullying sehingga cenderung memilih untuk diam. Selain itu, perasaan seperti malu, takut, dan tertekan juga muncul sehingga membuat anak semakin sulit untuk bersuara.
Peran orang terdekat seperti keluarga penting untuk menyetop dan mencegah
bully. Keluarga terutama orang tua mesti mendeteksi atau mengenali tanda-tanda anak yang terkena
bully sejak dini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang tua harus menyadari jika terdapat perbedaan pada anak," kata Mira yang fokus menangani
bullying pada anak, kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (10/4).
Berikut merupakan tanda-tanda anak yang mengalami
bully, dikutip dari situs resmi
Stop Bullying milik Departemen Kesehatan Amerika Serikat.
1. Memiliki cedera yang tak bisa dijelaskan
2. Barang seperti pakaian, buku, elektronik, atau perhiasan rusak atau hilang
3. Sering sakit kepala atau sakit perut, merasa sakit atau pura-pura sakit
4. Perubahan kebiasaan makan
5. Sulit tidur atau sering mimpi buruk
6. Hilang minat untuk sekolah, nilai menurun
7. Tiba-tiba tidak memiliki teman atau menghindari situasi sosial
8. Rasa percaya diri berkurang
9. Melakukan tindakan yang merusak diri sendiri
Jika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda ini, Mira menyarankan agar orang tua mulai melakukan pendekatan agar anak dapat terbuka terhadap masalah yang dialaminya.
Orang tua juga mesti mencari solusi untuk menangani kasus
bullying agar tidak berdampak traumatis pada anak, bukan malah memperkeruh suasana dengan memarahi anak.
"
Bully itu menimbulkan dampak traumatis sehingga harus ditangani dengan baik," ujar Mira.
(ptj/chs)