Jakarta, CNN Indonesia --
Menstrual cup saat ini tengah jadi primadona perempuan saat datang bulan.
Cawan
menstruasi ini dianggap lebih aman, murah, dan juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan pembalut sekali pakai dan tampon. Hanya saja, benarkah menstrual cup benar-benar 'tanpa cela' dan kontra?
Mengutip berbagai sumber, menstrual cup yang sudah populer di Eropa dan Amerika sejak beberapa waktu lalu ini juga menghadapi banyak kontra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa di antaranya adalah:
1. Menyebabkan iritasi Sebuah studi pada 2011 mengungkapkan bahwa pengguna menstrual cup lebih mungkin memiliki masalah iritasi dibandingkan dengan pengguna tampon.
Menstrual cup bisa menyebabkan iritasi vagina jika tak dibersihkan dengan tepat.
Satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika memakai menstrual cup adalah memastikan tangan Anda bersih sebelum memasukkan cawan tersebut. Selain itu pastikan juga untuk membersihkannya dengan cara yang cermat, dan mencucinya setidaknya 2-3 kali sehari saat datang bulan.
Selain itu, bahan pembuat menstrual cup kebanyakan berasal dari latex. Jadi pastikan Anda tak memiliki alergi latex sebelum memilih menggunakannya.
2. Sulit untuk menemukan lipatan yang tepatCup memiliki beragam ukuran tergantung dari usia, pergerakan, dan pernah melahirkan atau belum. Menemukan ukuran yang tepat ini tidaklah mudah. Anda membutuhkan trial dan error sampai menemukan ukuran yang tepat dan nyaman.
3. Melepaskan cup bisa berantakanMemasukkan menstrual cup dan mengeluarkannya bisa jadi dua masalah yang berbeda. Mungkin memasukkan cup bisa dilakukan dengan mudah, tapi mengeluarkannya pasti
tricky. Pasalnya jika tak hati-hati dan sembrono, darah menstruasi yang berada di dalam cawan akan tumpah dan mengotori lantai.
4. Bisa mengganggu IUDBeberapa merek menstrual cup tak menyarankan untuk menggunakan menstrual cup jika Anda memakai
intrauterine device (IUD). Pasalnya ada kemungkinan cup tersebut bisa membuat IUD bergeser. Mengutip
WebMD, studi 2012 mengatakan belum ada bukti terkait hal ini. Namun, untuk berjaga-jaga, konsultasikan dengan dokter sebelum menggabungkan keduanya.
5. Risiko TSSStudi mengungkapkan bahwa menstrual cup ternyata dikaitkan dengan risiko
toxic shock syndrome (TSS) yang lebih besar dibanding penggunaan tampon.
Mengutip
Independent, penelitian yang dipublikasikan di
Journal of Applied and Environmental Microbiology mengatakan bahwa bakteri menular yang terkait dengan TSS bisa tetap berada di cup, terlepas dari model, bahan, bahkan setelah dicuci dengan cara yang disarankan.
Hal ini terjadi karena menstrual cup akan mengelilingi vagina ketika dimasukkan. Peneliti mengungkapkan bahwa hal ini akan mendukung pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Gejalanya bisa berupa demam tinggi, diare, dan sulit bernapas.
(chs/chs)