Jakarta, CNN Indonesia -- Saat
Ramadan, banyak dari kita menyiapkan stok makanan mulai dari bahan mentah maupun setengah matang. Tak jarang pula orang menyimpan
makanan siap saji agar tak perlu repot saat santap
sahur.Menyimpan makanan dalam waktu lama adalah hal yang biasa. Padahal, makanan sisa bisa jadi racun jika penyimpanan tidak dilakukan dengan benar.
Anda perlu memerhatikan beberapa aturan penyimpanan makanan sisa agar puasa aman dari gangguan pencernaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sekali dihangatkanMakanan sisa yang telah dihangatkan sebaiknya tak dihangatkan kembali untuk kedua atau ketiga kalinya.
Agar tak membuang makanan sisa, ambil makanan secukupnya sesuai dengan porsi yang akan dimakan. Panaskan hingga suhu sekitar 70 derajat Celcius.
2. Beda jenis, beda maksimal lama penyimpananTiap jenis makanan punya lama maksimal waktu penyimpanan. Tak semua bisa dipukul rata.
Mengutip dari
Taste of Home, pakar makanan Peggy Woodward memberikan gambaran maksimal waktu penyimpanan untuk masing-masing makanan di kulkas. Makanan seperti daging sapi segar, kaldu daging, makanan laut, dan ikan segar maksimal disimpan selama 1-2 hari.
Sementara daging yang sudah dimasak (daging sapi, ayam, babi, dan ikan) dan makanan serupa piza bisa disimpan selama 3-4 hari. Sedangkan 5 hari untuk daging steak segar yang sudah dicincang dan dipanggang.
Ada pula makanan lain dengan waktu penyimpanan beragam seperti telur segar (3-5 minggu), telur rebus (1 minggu), keju bertekstur lembut (1 minggu), dan yogurt (1-2 minggu).
3. BungkusUntuk menghindari kontaminasi dengan udara luar, bungkus dengan plastik pembungkus. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari makanan mengering.
4. Cermat memilih kotak penyimpananPilih jenis kotak atau toples penyimpanan yang terbuat dari kaca. Jika memilih kotak berbahan plastik, ambil kotak dengan bahan bebas BPA. Nama terakhir merupakan zat beracun dan bisa terlepas dari plastik saat kondisi panas.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)