Jakarta, CNN Indonesia -- Atas nama profesionalitas, aktor
Iko Uwais harus rela rambut hitamnya diubah jadi pirang. Namun, proses
bleaching membuat pemeran Tedjo dalam film
Suber itu harus masuk rumah sakit.
Iko menderita migrain akibat paparan krim penghilang warna asli rambut. Tak main-main, dia menjalani syuting dengan bantuan obat
painkiller.
"Saya ke dokter, suntik dua kali di bokong.
Nungging. Hari itu selesai, hilang semua [rasa sakit]. Ternyata ada saraf yang bisa dibilang iritasi, kulitnya kena," ujar Iko, Senin (24/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pemudaran warna asli rambut mutlak diperlukan agar warna cat yang akan digunakan tak tenggelam. Metode ini dilakukan melalui proses oksidasi.
Proses oksidasi membuka lapisan kultikula rambut hingga krim dengan kandungan hidrogen peroksida dan amonia itu bisa meresap dan memutihkan tiap helai rambut.
Hidrogen peroksida merupakan zat kimia yang bersifat asam. Ia berperan sebagai oksidator atau agen pemutih yang kuat.
Ahli kulit dan kelamin, dr Edwin Tanihaha mengatakan, hidrogen peroksida umumnya digunakan sebagai antiseptik dengan konsentrasi sebesar 3 persen. Namun, untuk keperluan bleaching rambut, konsentrasi meningkat menjadi 6-10 persen. Konsentrasi sebesar ini membuat zat kimia lebih mudah membuat iritasi, terutama pada orang dengan kulit sensitif.
"Sakit kepala bisa terjadi akibat kontak antara bahan kimia [hidrogen peroksida] ke kulit," ujar Edwin saat dihubungi
CNNIndonesia.com, melalui pesan singkat, Selasa (25/6).
Kondisi tersebut umum disebut dermatitis kontak. Nama terakhir merupakan kondisi umum dari iritasi kulit. Meski tak berbahaya bagi kesehatan, kondisi ini cukup mengganggu.
Dermatitis kontak ringan umumnya ditandai dengan rasa gatal. Sementara dalam tingkat berat, gejala bisa berupa sensasi terbakar, perih, atau bahkan sakit kepala.
Selain Iko, kasus iritasi akibat proses pemudaran warna rambut juga dialami oleh perempuan asal Inggris, Jasmine Schofield (19). Pasca-bleaching, Schofield merasakan sensasi terbakar, gatal, bahkan kulit kepalanya melepuh.
Sebelumnya, saat menjalani proses, sang penata rambut meninggalkannya dalam kondisi krim menempel di kulit kepala. Setelah sekitar 70 menit, dia merasa kesakitan.
Edwin menyebut, krim tidak selalu menimbulkan keluhan. Jika terjadi keluhan, artinya sang pemilik rambut memiliki tipe kulit sensitif. Respons alergi yang kuat bisa berupa bengkak dan bahkan kulit melepuh diikuti rasa perih dan nyeri.
Lalu bagaimana jika masih ingin tetap tampil gaya tanpa sakit kepala atau kulit melepuh?
Dokter yang berpraktik di Iora Dermatology Clinic ini menganjurkan Anda untuk melakukan tes terlebih dahulu demi meminimalkan reaksi alergi. Cara paling aman adalah dengan patch test alias tes tempel.
Cukup oleskan sedikit krim
bleaching atau cat rambut ke bagian belakang telinga. Diamkan selama 48 jam tanpa perlu dibersihkan. Bila tidak ada tanda-tanda alergi seperti kemerahan, gatal, dan perih, berarti kulit Anda aman untuk menerima proses pewarnaan.
"Bila sebaliknya, dapat disetop dan mencoba tes tempel dengan label [cat rambut] lain sampai mendapatkan yang paling aman dan nyaman," pungkas Edwin.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)