
Cerita Shilah Yin, Penderita 'Sindrom Rambut Susah Disisir'
Christina Andhika Setyanti, CNN Indonesia | Rabu, 09/08/2017 08:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Pasti mengesalkan ketika Anda harus mengalami bad hair day. Kondisi rambut lepek, gatal, berketombe, ataupun susah disisir membuat Anda pasti merasa kesal, apalagi kalau di hari itu ada janji penting.
Namun 'penderitaan sehari' itu mungkin bukan masalah besar dibandingkan dengan penderitaan Shilah Yin. Bocah perempuan berusia tujuh tahun ini adalah satu dari 100 orang di dunia yang memiliki kondisi yang disebut sindrom rambut yang tak bisa disisir atau uncombable hair syndrome.
Seperti namanya, sindrom ini membuat rambut bocah asal Melbourne, Australia ini sangat sulit untuk disisir. Alih-alih tumbuh ke bawah, rambut Shilah Yin justru terlihat mencuat ke atas. Rambutnya terlihat 'keluar' dari kulit kepala dan tumbuh ke berbagai arah serta tak bisa disisir rata.
Dibandingkan dengan buah, rambutnya ibarat stroberi, sedangkan dibandingkan dengan tokoh, rambutnya terlihat ibarat John Banting ataupun Mad Hatter di Alice in Wonderland.
Rambut pirang jabriknya tumbuh sejak dia berusia 3 bulan. Sejak saat itu rambutnya mulai tumbuh lurus dan tak beraturan.
Shilah sendiri melihat kondisi yang tak biasa sejak dia berusia 4 tahun. Sejak saat itu dia pun mendapatkan perhatian dari anak-anak dan orang dewasa lainnya. Dia pun sempat merasa tak enak, tapi orang tuanya menyebut bahwa rambut itu adalah keistimewaannya, dia pun mulai 'memeluk' tampilannya yang unik ini.
"Shilah suka rambutnya yang unik, tapi itu berasal pemahaman positif keluarga dan temannya," kata ibunya, Celeste Calvert Yin kepada Today, dikutip dari Oddity Central.
"Saat kecil, gadis-gadis kecil sering menyebut dia seperti unicorn karena dia begitu istimewa dan unik sepertinya. Itu membuat kami menangis."
Rambut Shilah benar-benar sulit disisir. Untuk membuatnya terlihat rapi, ibunya harus menyemprotkan cairan antikusut setiap pagi. Sang ibu harus menyisir rambut Shilah dalam waktu lama, antara 10-20 menit. Dia menyisir perlahan dengan sisir lembut besar.
Ayahnya kemudian mengeringkan dan menggulung rambutnya agar terlihat cantik dan mengembang. Shilah pun menyukainya.
[Gambas:Instagram]
Keluarga ini awalnya tak tahu kalau Shilah memiliki sindrom rambut tak bisa disisir sampai tahun lalu. Namun demi memberi informasi dan edukasi pada orang-orang yang bernasib sama, mereka pun membagikan perjuangannya lewat Instagram.
Sejak diunggah ke Instagram, banyak orang yang tak percaya dengan kondisi Shilah.
"Tapi kami katakan, buka saja di internet dan Anda akan melihatnya."
Berdasarkan National Institute of Health, sindorm rambut tak bisa disisir ini muncul saat seseorang masih anak-anak. Kondisi ini lebih sering muncul pada anak-anak yang memiliki rambut pirang.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi genetik. Namun sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom tersebut. Hanya saja, pada beberapa kondisi, fakta menyebutkan bahwa kondisi sindrom akan membaik setelah anak beranjak dewasa.
[Gambas:Instagram]
(chs/chs)
Namun 'penderitaan sehari' itu mungkin bukan masalah besar dibandingkan dengan penderitaan Shilah Yin. Bocah perempuan berusia tujuh tahun ini adalah satu dari 100 orang di dunia yang memiliki kondisi yang disebut sindrom rambut yang tak bisa disisir atau uncombable hair syndrome.
Seperti namanya, sindrom ini membuat rambut bocah asal Melbourne, Australia ini sangat sulit untuk disisir. Alih-alih tumbuh ke bawah, rambut Shilah Yin justru terlihat mencuat ke atas. Rambutnya terlihat 'keluar' dari kulit kepala dan tumbuh ke berbagai arah serta tak bisa disisir rata.
Dibandingkan dengan buah, rambutnya ibarat stroberi, sedangkan dibandingkan dengan tokoh, rambutnya terlihat ibarat John Banting ataupun Mad Hatter di Alice in Wonderland.
Rambut pirang jabriknya tumbuh sejak dia berusia 3 bulan. Sejak saat itu rambutnya mulai tumbuh lurus dan tak beraturan.
Shilah sendiri melihat kondisi yang tak biasa sejak dia berusia 4 tahun. Sejak saat itu dia pun mendapatkan perhatian dari anak-anak dan orang dewasa lainnya. Dia pun sempat merasa tak enak, tapi orang tuanya menyebut bahwa rambut itu adalah keistimewaannya, dia pun mulai 'memeluk' tampilannya yang unik ini.
"Shilah suka rambutnya yang unik, tapi itu berasal pemahaman positif keluarga dan temannya," kata ibunya, Celeste Calvert Yin kepada Today, dikutip dari Oddity Central.
"Saat kecil, gadis-gadis kecil sering menyebut dia seperti unicorn karena dia begitu istimewa dan unik sepertinya. Itu membuat kami menangis."
Rambut Shilah benar-benar sulit disisir. Untuk membuatnya terlihat rapi, ibunya harus menyemprotkan cairan antikusut setiap pagi. Sang ibu harus menyisir rambut Shilah dalam waktu lama, antara 10-20 menit. Dia menyisir perlahan dengan sisir lembut besar.
Ayahnya kemudian mengeringkan dan menggulung rambutnya agar terlihat cantik dan mengembang. Shilah pun menyukainya.
[Gambas:Instagram]
Keluarga ini awalnya tak tahu kalau Shilah memiliki sindrom rambut tak bisa disisir sampai tahun lalu. Namun demi memberi informasi dan edukasi pada orang-orang yang bernasib sama, mereka pun membagikan perjuangannya lewat Instagram.
Sejak diunggah ke Instagram, banyak orang yang tak percaya dengan kondisi Shilah.
"Tapi kami katakan, buka saja di internet dan Anda akan melihatnya."
Berdasarkan National Institute of Health, sindorm rambut tak bisa disisir ini muncul saat seseorang masih anak-anak. Kondisi ini lebih sering muncul pada anak-anak yang memiliki rambut pirang.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi genetik. Namun sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom tersebut. Hanya saja, pada beberapa kondisi, fakta menyebutkan bahwa kondisi sindrom akan membaik setelah anak beranjak dewasa.
[Gambas:Instagram]
(chs/chs)
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bahagia Maria Leonnyta Jadi Pejuang ASI
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
Chintya Lamusu dan Suka Dukanya Memberi ASI untuk Anak
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
Menkes Minta Anak Indonesia Diimunisasi Campak dan Rubella
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
Menyembuhkan Ketergantungan Narkoba dengan Ganja
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
Atasi Skip Challenge, Kemenkes Imbau Peran Penting Sekolah
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
Orang Tua Jadi Penyebab Anak Susah Makan Sayur dan Buah
Gaya Hidup 2 tahun yang lalu
BACA JUGA

UNICEF: 300 Juta Anak Terpapar Polusi Udara Setiap Hari
Internasional • 31 October 2016 10:57
Kemenkes Gelar Vaksinasi Ulang untuk 197 Anak di Ciracas
Nasional • 12 July 2016 16:35
Ahok Siap Rawat Penderita Gizi Buruk
Nasional • 09 November 2015 14:32