Jakarta, CNN Indonesia -- Jarum jam berputar balik.
Ralph & Russo berkelana mengarungi lorong waktu.
Soirée en plein air atau pesta taman bunga pada era 1930-an menjadi tujuan utama.
Satu per satu model keluar beruntun dengan balutan gaun bergaya
art-deco. Deretan warna putih dan pastel impresionis melenggang meramaikan pesta.
Cuplikan itu menjadi bagian dari presentasi desainer Tamara Ralph dan Michael Russo untuk koleksi Musim Dingin 2019/2020 pada gelaran
Paris Couture Week. Halaman Kedutaan Besar Inggris di Paris, Prancis, disulap layaknya taman bunga dengan kehadiran
runway sepanjang 90 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam presentasi kali itu, duet desainer rumah mode asal Inggris itu menghadirkan jajaran gaun dan setelan yang terinspirasi oleh era
art-deco. Aplikasi mutiara dan kristal, bunga-bunga yang terbuat dari untaian bulu, dan bulu burung unta yang disulam bertingkat 'melenggak-lenggok' di sepanjang presentasi.
Koleksi diawali oleh deretan gaun berkelir putih. Dimulai dari
mini dress bermodel kimono dengan bahan kasmir yang berhiaskan batu opal dan pom-pom dari bulu cerpelai hingga setelan berbahan sutera.
 Presentasi koleksi Musim Dingin 2019/2020 Ralph & Russo pada gelaran Paris Couture Week. (Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz) |
Seiring waktu berjalan, kelir pun berganti. Dari serba putih menjadi permainan warna pastel impresionis yang lembut, hingga gaun-gaun malam yang lebih kompleks dan mewah.
Ralph & Russo menyajikan koleksi berdasarkan spektrum
couture klasik yang luas. Dia mengadaptasi siluet jam pasir dan patung "Les Bijoux de Perles" karya Erte. Erte merupakan seniman berdarah Rusia-Prancis yang berjaya pada era
art-deco.
Ada pula adaptasi Coco Chanel dengan setelan berbahan
tweed berpotongan formal, Jacques Fath dengan gaun-gaun
cocktail yang berlipit rumit, Yves Saint Laurent dengan setelan
smoking, hingga gaya visioner Paco Rabanne dengan untaian rantai dan koin metal yang dianyam menjadi gaun pendek.
 Presentasi koleksi Musim Dingin 2019/2020 Ralph & Russo pada gelaran Paris Couture Week. (Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz) |
Modern, sederhana, dan elegan. Tiga kata itu tampaknya tepat jika disematkan untuk dunia mode pada era 1930-an. Era itu menandai terciptanya busana modern.
Tekstur yang kaya, spektrum warna yang luas dan impresif, serta eksekusi yang nyaris sempurna membuat koleksi ini bak membangkitkan kejayaan
haute couture di masa lalu.
[Gambas:Video CNN] (asr)