
Pesta Imajinasi dalam Debut Desainer Anyar Schiaparelli
Fandi Stuerz, CNN Indonesia | Rabu, 03/07/2019 11:20 WIB

Paris, CNN Indonesia -- Elsa Schiaparelli menjadi salah satu desainer paling berpengaruh dan terkenal dalam dunia fesyen pada era 1930-an. Caranya menerjemahkan seni ke dalam konstruksi pakaian tak main-main bikin mulut ternganga lantaran takjub.
Pendekatan Schiaparelli dalam menggunakan seni dan sensibilitasnya pada zeitgeist atau tanda-tanda zaman ini-lah yang menginspirasi Daniel Roseberry. Perancang anyar untuk rumah mode Schiaparelli ini mempresentasikan koleksi perdananya untuk musim dingin 2019/2020 pada gelaran Paris Couture Week. Seperti Elsa Schiaparelli, koleksi Roseberry buat mata tercengang.
Kendati sama-sama bikin tercengang, namun Roseberry mengaku tak terlalu banyak mempelajari arsip dan koleksi lama Schiaparelli.
"Saya tentu saja mengenal beberapa looks Schiaparelli yang ikonik. Namun, saya tidak ingin terlalu jauh melihat ke belakang. Saya ingin memulai dengan sesuatu yang baru," ujar Roseberry kepada CNNIndonesia.com.
Roseberry menggebrak presentasi dengan kehadirannya di tengah runway. Dia duduk di atas kursi dengan meja di depannya. Titik itu menjadi tempat Roseberry menggurat sketsa untuk masing-masing look secara simultan.
Bukan tanpa alasan aksi itu dilakoni Roseberry. Kehadirannya menggambar di tengah runway dianggapnya penting agar para tamu yang hadir mengetahui proses pembuatan haute couture. Dengan rata-rata 15 detik untuk setiap tampilan, Roseberry dengan sigap menggambar siluet berwarna dengan krayon Gioconda miliknya.
Roseberry menghadirkan jukstaposisi warna yang kontras dan material dengan tekstur berbeda. Penggabungan kulit buaya dengan sutera atau kulit biawak dengan satin, hingga sebuah atasan sutera faille bertabur 80 ribu kristal. Rentetan tampilan yang 'menyalak' itu membuat seluruh isi ruang terasa bersemangat.
Roseberry membagi presentasinya menjadi tiga bagian: The Day, The Night, dan The Dream. Dia mengeluarkan deretan tampilan dengan spektrum yang panjang, dari sangat kasual hingga nyaris unwearable.
Tengok saja dua tampilan terakhir dalam presentasi: gaun sutera faille berwarna merah muda berhias sulaman serta gaun putih terinspirasi dari karya pematung Jack Whitten yang tampak seperti kepulan asap berwarna merah muda dan gumpalan awan.
Siluet dan tampilan dalam koleksi ini barangkali terlihat baru. Namun, jika ditilik lebih dalam, banyak detail-detail surealis yang dihadirkan. Mulai dari sebuah bustier bertabur payet berbentuk kepik merah, setelan jas hitam dengan payet tiga dimensi berbentuk lipstik yang panjang berayun, hingga sarung tangan lengkap dengan hiasan yang menghasilkan efek trompe-l'oeil pada jari dengan cat kuku.
Mata yang memicing tak berhenti sampai di sana. Roseberry juga menghadirkan gaun berwarna kuning kunyit berbahan kulit burung unta yang khas dengan bintik-bintik folikel berhias payet dan bulu.
Semuanya penuh imajinasi, menandai bahwa Roseberry telah menjalani proses yang sangat rumit dan memakan waktu.
[Gambas:Video CNN] (asr)
Pendekatan Schiaparelli dalam menggunakan seni dan sensibilitasnya pada zeitgeist atau tanda-tanda zaman ini-lah yang menginspirasi Daniel Roseberry. Perancang anyar untuk rumah mode Schiaparelli ini mempresentasikan koleksi perdananya untuk musim dingin 2019/2020 pada gelaran Paris Couture Week. Seperti Elsa Schiaparelli, koleksi Roseberry buat mata tercengang.
Kendati sama-sama bikin tercengang, namun Roseberry mengaku tak terlalu banyak mempelajari arsip dan koleksi lama Schiaparelli.
Lihat juga:Romantisme Dunia Bintang Schiaparelli |
Roseberry menggebrak presentasi dengan kehadirannya di tengah runway. Dia duduk di atas kursi dengan meja di depannya. Titik itu menjadi tempat Roseberry menggurat sketsa untuk masing-masing look secara simultan.
![]() |
Bukan tanpa alasan aksi itu dilakoni Roseberry. Kehadirannya menggambar di tengah runway dianggapnya penting agar para tamu yang hadir mengetahui proses pembuatan haute couture. Dengan rata-rata 15 detik untuk setiap tampilan, Roseberry dengan sigap menggambar siluet berwarna dengan krayon Gioconda miliknya.
Roseberry menghadirkan jukstaposisi warna yang kontras dan material dengan tekstur berbeda. Penggabungan kulit buaya dengan sutera atau kulit biawak dengan satin, hingga sebuah atasan sutera faille bertabur 80 ribu kristal. Rentetan tampilan yang 'menyalak' itu membuat seluruh isi ruang terasa bersemangat.
Lihat juga:Serba-serbi Dunia Fesyen Haute Couture |
Tengok saja dua tampilan terakhir dalam presentasi: gaun sutera faille berwarna merah muda berhias sulaman serta gaun putih terinspirasi dari karya pematung Jack Whitten yang tampak seperti kepulan asap berwarna merah muda dan gumpalan awan.
Siluet dan tampilan dalam koleksi ini barangkali terlihat baru. Namun, jika ditilik lebih dalam, banyak detail-detail surealis yang dihadirkan. Mulai dari sebuah bustier bertabur payet berbentuk kepik merah, setelan jas hitam dengan payet tiga dimensi berbentuk lipstik yang panjang berayun, hingga sarung tangan lengkap dengan hiasan yang menghasilkan efek trompe-l'oeil pada jari dengan cat kuku.
![]() |
Mata yang memicing tak berhenti sampai di sana. Roseberry juga menghadirkan gaun berwarna kuning kunyit berbahan kulit burung unta yang khas dengan bintik-bintik folikel berhias payet dan bulu.
Semuanya penuh imajinasi, menandai bahwa Roseberry telah menjalani proses yang sangat rumit dan memakan waktu.
[Gambas:Video CNN] (asr)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
InFashion
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

7 Minuman yang Gantikan Cairan Tubuh Selain Air Putih
Gaya Hidup • 2 jam yang lalu
Hotel Rp10 Juta Semalam Jual Burger Koki Michelin Rp200 Ribu
Gaya Hidup 1 jam yang lalu
7 Manfaat Jagung Muda, Obat Darah Tinggi
Gaya Hidup 1 jam yang lalu