Paris, CNN Indonesia --
Elsa Schiaparelli menjadi salah satu desainer paling berpengaruh dan terkenal dalam dunia
fesyen pada era 1930-an. Caranya menerjemahkan seni ke dalam konstruksi pakaian tak main-main bikin mulut ternganga lantaran takjub.
Pendekatan Schiaparelli dalam menggunakan seni dan sensibilitasnya pada
zeitgeist atau tanda-tanda zaman ini-lah yang menginspirasi Daniel Roseberry. Perancang anyar untuk rumah mode Schiaparelli ini mempresentasikan koleksi perdananya untuk musim dingin 2019/2020 pada gelaran Paris Couture Week. Seperti Elsa Schiaparelli, koleksi Roseberry buat mata tercengang.
Kendati sama-sama bikin tercengang, namun Roseberry mengaku tak terlalu banyak mempelajari arsip dan koleksi lama Schiaparelli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tentu saja mengenal beberapa
looks Schiaparelli yang ikonik. Namun, saya tidak ingin terlalu jauh melihat ke belakang. Saya ingin memulai dengan sesuatu yang baru," ujar Roseberry kepada
CNNIndonesia.com.
Roseberry menggebrak presentasi dengan kehadirannya di tengah
runway. Dia duduk di atas kursi dengan meja di depannya. Titik itu menjadi tempat Roseberry menggurat sketsa untuk masing-masing
look secara simultan.
 Perancang anyar rumah mode Schiaparelli, Daniel Roseberry, hadir menggambar sketsa di tengah runway dalam presentasi koleksi musim dingin 2019/2020 pada Paris Couture Week (Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz) |
Bukan tanpa alasan aksi itu dilakoni Roseberry. Kehadirannya menggambar di tengah
runway dianggapnya penting agar para tamu yang hadir mengetahui proses pembuatan
haute couture. Dengan rata-rata 15 detik untuk setiap tampilan, Roseberry dengan sigap menggambar siluet berwarna dengan krayon Gioconda miliknya.
Roseberry menghadirkan jukstaposisi warna yang kontras dan material dengan tekstur berbeda. Penggabungan kulit buaya dengan sutera atau kulit biawak dengan satin, hingga sebuah atasan sutera
faille bertabur 80 ribu kristal. Rentetan tampilan yang 'menyalak' itu membuat seluruh isi ruang terasa bersemangat.
Roseberry membagi presentasinya menjadi tiga bagian: The Day, The Night, dan The Dream. Dia mengeluarkan deretan tampilan dengan spektrum yang panjang, dari sangat kasual hingga nyaris
unwearable.
Tengok saja dua tampilan terakhir dalam presentasi: gaun sutera
faille berwarna merah muda berhias sulaman serta gaun putih terinspirasi dari karya pematung Jack Whitten yang tampak seperti kepulan asap berwarna merah muda dan gumpalan awan.
Siluet dan tampilan dalam koleksi ini barangkali terlihat baru. Namun, jika ditilik lebih dalam, banyak detail-detail surealis yang dihadirkan. Mulai dari sebuah
bustier bertabur payet berbentuk kepik merah, setelan jas hitam dengan payet tiga dimensi berbentuk lipstik yang panjang berayun, hingga sarung tangan lengkap dengan hiasan yang menghasilkan efek
trompe-l'oeil pada jari dengan cat kuku.
 Presentasi koleksi musim dingin 2019/2020 rumah mode Schiaparelli pada Paris Couture Week. (Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz) |
Mata yang memicing tak berhenti sampai di sana. Roseberry juga menghadirkan gaun berwarna kuning kunyit berbahan kulit burung unta yang khas dengan bintik-bintik folikel berhias payet dan bulu.
Semuanya penuh imajinasi, menandai bahwa Roseberry telah menjalani proses yang sangat rumit dan memakan waktu.
[Gambas:Video CNN] (asr)