Jepang Ajak Turis Tidur di 'Hotel Air' Selama Olimpiade Tokyo

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jul 2019 16:04 WIB
Tokyo menghadapi kekurangan akomodasi saat turis berdatangan untuk Olimpiade Tokyo 2020.
Suasana jalanan di Tokyo, Jepang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tokyo menghadapi kekurangan akomodasi saat turis datang untuk Olimpiade Tokyo 2020, sehingga pemerintah berencana menggunakan kawasan perairan sebagai lokal "penginapan terapung".

Dari rencana tersebut tercetus penggunaan kapal pesiar sebagai tempat bermalam turis.

Meskipun pembangunan sedang marak, saat ini baru tersedia 14 ribu kamar penginapan di Tokyo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pemerintah kota berpikir salah satu solusi bisa dengan menempatkan turis di kapal pesiar yang merapat dari perairan Tokyo dan Yokohama selama Olimpiade.

Di antara mereka yang mendukung gagasan itu adalah agen perjalanan terbesar Jepang JTB, yang telah mencarter 1.011 kabin Sun Princess selama Olimpiade, yang dilengkapi dengan fasilitas mulai dari jacuzzi hingga ruang teater.

Agensi menawarkan paket wisata berupa hotel dengan tiket acara Olimpiade, tetapi harganya tidak murah.

[Gambas:Video CNN]

Paket dua malam di kamar dengan balkon yang dikombinasikan dengan tiket pertandingan sepak bola Olimpiade dibanderol dengan harga 200 ribu yen (sekitar Rp25,9 juta), sementara dua malam di kamar seluas 50 meter persegi yang dikombinasikan dengan tiket baseball akan dihargai 724 ribu yen (sekitar Rp93,7 juta).

Agensi yakin paket wisata itu bakal laku kata Minoru Kuge, kepala Kantor Proyek Tokyo 2020 JTB.

"Meskipun kami tidak dapat mengungkapkan jumlah sebenarnya, kami telah menerima sejumlah permintaan paket wisata ini dari pelanggan kami," katanya.

Di tempat lain, kapal Dream Explorer 928-kabin direncanakan berlabuh di Kawasaki, di teluk Tokyo barat.

Dan baik pemerintah daerah Tokyo dan pejabat di prefektur Chiba, sebelah timur ibukota, sedang mencari kemungkinan kapal pesiar tambahan.


Hukum bisnis hotel Jepang melarang kamar tanpa jendela, tetapi Kementerian Kesehatan tahun lalu mengeluarkan peraturan yang memungkinkan kapal dengan kabin tanpa jendela digunakan sebagai hotel selama acara-acara besar.

Tetapi para ahli memperingatkan bahwa jumlah kapal pesiar saat ini mungkin tidak cukup.

"Tidak jelas apakah hotel kapal di Teluk Tokyo akan dapat menutupi kekurangan kamar hotel," katanya sambil memperingatkan laporan tentang masalah yang diterbitkan pada bulan Oktober oleh Mizuho Research Institute.

[Gambas:Instagram]

Bahkan jumlah wisatawan yang dapat ditargetkan Tokyo belum pasti, karena peningkatan pengunjung Olimpiade bakal ditambah oleh wisatawan lain yang memilih untuk menjauh sampai acara olahraga akbar tahunan itu selesai.

Meski demikian, pejabat Tokyo melihat kapal pesiar sebagai solusi akomodasi baru, dan juga berencana untuk membuka terminal kapal pesiar tambahan beberapa hari sebelum Olimpiade dimulai.

Para pejabat dan pakar industri berharap menggunakan kapal pesiar yang berlabuh sebagai hotel bakal menjadi hal umum di negara ini, sebagai cara untuk melayani pengunjung selama acara-acara khusus, atau bahkan membantu orang-orang yang mengungsi selama bencana.

"Jika sebuah kota provinsi ingin menyelenggarakan konvensi internasional atau acara besar lainnya tetapi tidak memiliki akomodasi yang cukup, kapal-kapal pesiar dapat menjadi solusi," kata Yoshimi Tajima, pejabat senior JTB di departemen bisnis perusahaan.


[Gambas:Video CNN]

(afp/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER