Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azhari, mengatakan pemerintah seharusnya membenahi terlebih dahulu destinasi
wisatanya, sebelum dipasarkan atau diperkenalkan ke dunia luar.
Menurutnya formula pengembangan destinasi wisata super prioritas dengan pendekatan
storynomics tourism yang dilakukan pemerintah, bukan metode yang tepat untuk menarik wisatawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan marketing dengan mengeskplor daerah tersebut, karenanya benahi destinasinya dulu atau produknya baru diangkat dengan story telling ini," kata Azril, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (7/8).
Azril juga mengatakan sektor pariwisata Indonesia memiliki daya saing yang lemah karena terdapat beberapa hal yang belum dibenahi secara maksimal seperti keamanan dan keselamatan, kesehatan dan kebersihan, lingkungan, kualitas infrastruktur, informasi, dan komunikasi.
"Contoh saja kalau untuk kesehatan dan kebersihan kan sanitasinya kurang, banyak toilet di tempat-tempat wisata masih sangat tidak layak," ujarnya.
Ia juga memberikan pembanding pariwisata di Malaysia dan Thailand yang dianggap jauh lebih baik, lantaran dari segi informasi pelayanan destinasi wisata sudah ada dan sangat memadai. Bahkan sejak saat wisatawan tiba di bandara.
"Infrastruktur untuk mendapat informasi pariwisata saja kita masih sangat kurang. Kita mau ke airport saja tidak ada brosur atau apa saja petunjuk wisata," katanya.
Azril mengatakan bahwa pembenahan terhadap hal tersebut berhubungan dengan dasar-dasar dari produk pariwisata seperti akomodasi, daya tarik, destinasi, dan event.
Menurutnya pemerintah melalui pendekatan storynomics hanya mengedepankan aspek daya tarik dan destinasi.
"Harus seimbang karena dasar produk pariwisata tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, mereka saling mendukung," ujarnya.
Ia melanjutkan, pemerintah seharusnya tidak hanya menonjolkan keunikan dan keaslian budaya dari suatu daerah untuk dijadikan destinasi wisata super prioritas tanpa memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek pendukung lainnya secara optimal.
"Bagaimana bisa wisatawan datang jika aspek pendukung seperti lingkungan, fasilitas, dan lain sebagainya masih sangat kurang. Perbaiki saja dulu kelemahan kita, pasti pengunjung akan tertarik untuk datang," katanya.
[Gambas:Video CNN] (antara/agr)