6 Atraksi Wisata yang Membuat Hewan Stres

CNN Indonesia
Rabu, 21 Agu 2019 18:17 WIB
Turis mungkin senang melihat atraksi hewan di tempat wisata, namun hewan belum tentu senang melakukannya.
Atraksi Topeng Monyet. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meghan Markle dan Pangeran Harry belum lama ini dikritik karena terlalu sering naik pesawat jet, padahal mereka sering berkoar mengenai polusi udara.

Bumi semakin panas dan alam semakin rusak, sehingga berpengaruh kepada kelestarian flora dan fauna. Bagi orang yang senang berwisata, tak ada salahnya mulai melakukan gerakan penghijauan dari diri sendiri, salah satunya tak membuang sampah sembarangan.

Selain membuang sampah sembarangan, sebenarnya ada banyak aktivitas turisme lain yang mengganggu keseimbangan alam dan patut segera disetop:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Naik Gajah

Foto Kim Kardashian sambil memegang gajah di Bali mendapat kritik dari banyak pecinta hewan, yang mengatakan kalau gajah tak seharusnya dilatih untuk bisa patuh terhadap manusia.

Di Asia, gajah sering dijual sebagai atraksi wisata bagi wisatawan, salah satunya menunggang gajah. Tapi tak banyak yang tahu kalau mereka dilatih keras agar mau saat ditunggangi.

Pada April kemarin, gajah bernama Samba yang sedang ditunggangi turis di Angkor Wat, Thailand, mati mendadak karena kelelahan dan kepanasan.

Ada banyak cara lebih manusiawi untuk melihat gajah, salah satunya datang ke tempat konservasi di alam liar dengan aktifitas seperti memberi makan gajah atau memandikan gajah tanpa perlu menungganginya.

2. Taman akuarium dan kebun binatang

Taman akuarium dan kebun binatang terlihat sangat menyenangkan, tapi bagaimana jika Anda yang tinggal dalam tempat sekecil itu?

Hewan yang berada di sana biasanya diambil dari habitat aslinya untuk mendiami kolam dan kandang dengan habitat buatan.

Banyak pecinta hewan yang menyayangkan hal ini, terutama terhadap makhluk laut yang punya kebiasaan migrasi, seperti ikan pari.

Lebih parah lagi jika mengetahui bahwa pengelola melatih hewan di sana untuk melakukan atraksi, seperti lompatan lumba-lumba atau joget beruang.

Jika masih ingin datang ke taman akuarium atau kebun binatang, pastikan datang ke tempat yang pengelolanya bisa menghadirkan habitat manusiawi tanpa atraksi bagi hewannya.

3. Topeng monyet

Indonesia mendapat sorotan tajam atas maraknya atraksi topeng monyet. Fotografer Joan de la Malla mendokumentasikan kejamnya atraksi tersebut dalam karyanya yang masuk dalam pameran 'Wildlife Photographer of the Year 2019'.

Monyet-monyet yang diajak kerja biasanya hidup di tempat yang tak layak. Mereka juga dilatih keras untuk bisa melakukan banyak trik, sambil diberi kalung rantai agar tak kabur.

4. Berjalan dengan singa

Di Afrika Selatan ada atraksi menjelajah hutan bersama singa muda dan pemandu wisata.

Singa-singa ini sebenarnya telah terpisah dengan induk mereka sejak bayi, sehingga mereka lebih sering berinteraksi dengan manusia dan jinak.

Menjinakkan hewan ganas untuk "bekerja" merupakan tindakan yang tak manusiawi. Masih banyak atraksi wisata bersama singa di habitatnya yang asli, salah satunya datang ke tempat konservasinya untuk mengamatinya dari jauh.


5. Tarian Ular Kobra

Atraksi tarian ular sekilas terlihat menarik. Ada sensasi keindahan dan kengerian saat menatapnya.

Tapi untuk "mengamankan" dirinya, sang pemilik ular mencabut taring agar ular bisa meliuk tanpa menggigit.

Taring yang kembali tumbuh bakal dicabut lagi, hingga ular terlalu tua dan dibuang begitu saja.

6. Berfoto dengan hewan

Atraksi berfoto dengan hewan juga mendapat kritikan tajam, karena hewan-hewan yang diajak berfoto biasanya dilatih secara keras untuk jinak terhadap manusia.

Kalau tak juga jinak, mereka biasanya dibius agar tak mengamuk saat didekati manusia.

Berfoto sambil menggendong makhluk laut, seperti penyu laut, juga sebaiknya tak lagi dilakukan, karena mereka bisa stres akibat terlalu lama berada di luar air.

(vvn/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER