Mempopulerkan Batik Nusantara ke Dunia lewat Bidikan Lensa

CNN Indonesia
Kamis, 22 Agu 2019 15:15 WIB
Erza ST dan Alexander Thian keliling dunia untuk memotret kain batik tulis di setiap negara yang dikunjungi.
Instalasi batik karya Iwan Tirta dalam pameran Colours from Home di Plaza Indonesia, Jakarta. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah kain batik sangat bernilai tinggi. Dalam setiap kain batik tulis terkandung makna dan filosofi yang mendalam. Untuk menangkap keindahan kain itu, metode yang dipakai tak bisa sembarangan.

Duet traveler Erza ST dan Alexander Thian bahkan baru menemukan cara yang pas untuk memotret kecantikan batik. Cara itu pun ditemukan setelah beberapa kali percobaan saat traveling dalam beberapa bulan.

"Awalnya di tahun 2016 saat ke Instanbul, Turki, mulai foto kain batik ini, tapi belum dapat rasanya," kata Alex dalam talkshow Colours from Home di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alex dan Erza sempat kebingungan mencari cara yang tepat untuk memotret kain batik dari koleksi Iwan Tirta Private Collection dengan panjang yang dapat mencapai 2-5 meter. Batik itu pernah di letakkan di lantai, dipasang di instalasi, atau dikenakan di badan, tapi tak satu pun yang memuaskan hati. Barulah saat bertualang ke Singapura, Erza mendapatkan ide agar keindahan batik tulis dapat terlihat. Foto diambil dengan memakai kain batik di belakang seperti Superman.

Cara ini dapat menunjukkan detail dan keseluruhan corak kain, serta menangkap keindahan alam, tempat lokasi pemotretan. Alex bertugas sebagai fotografer, sedangkan Erza menjadi model ala Superman.

https://www.instagram.com/p/BvsdMveAuwX/

Foto-foto ini awalnya diambil untuk membawa misi Erza sebagai brand ambassador Iwan Tirta. Ia bertugas untuk memperkenalkan batik tulis Indonesia ke setiap negara yang dikunjunginya.

"Saya ingin batik itu tidak hanya dinikmati orang Indonesia, tapi juga dunia. Jadi, ini salah satu cara memperkenalkan batik selain dengan fashion show atau pameran di museum," kata Creative Directore Iwan Tirta, Era Soekamto dalam kesempatan yang sama.

Setiap melancong ke luar negeri, Erza bakal mengunjungi Iwan Tirta Private Collection untuk memilih 3-5 kain batik yang akan dipamerkan sekaligus dipotret di negara itu.

Kain batik tulis ini dibuat dengan metode buka tutup selama 8-14 bulan. Motif yang digunakan merupakan rancangan Iwan Tirta dengan teknik mikroskopik dan makroskopik yang memperlihatkan detail motif dalam motif yang besar.

Erza memilih kain batik dengan mempertimbangkan kecocokan warna dengan musim dan juga lokasi negara yang bakal dikunjungi.

Saat tiba di lokasi yang sering kali merupakan tempat-tempat bersejarah atau memiliki keindahan, Erza akan memakan kain batik di punggungnya. Sementara itu, Alex bersiap dengan kamera berlensa lebar.

Erza ST, Alexander Sukamto, dan Alex Thian dalam pameran instalasi batik Colours from Home di Plaza Indonesia, Jakarta. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Beragam cerita tersaji di balik pemotretan kain batik itu. Erza dan Alex mengaku tak pernah seiya sekata saat pengambilan gambar. Mereka kerap berseberangan dan berargumen mengenai gaya atau pengambilan gambar.

Inilah yang membuat mereka menjuluki duet ini sebagai The JuxDuo, berasal dari juxtaposition duo seperti yin dan yang.

"Pernah kami diam-diaman perkara foto di genangan air di Sunda Kelapa atau foto hampir tertabrak mobil," ungkap Erza.

Aksi Erza dan Alex yang membentangkan kain batik panjang hampir selalu menarik perhatian wisatawan lain. Mereka pernah membuat jalanan macet saat mengambil foto di Surabaya. Di Jepang, mereka pernah jadi pusat perhatian karena hanya memakai batik di tengah salju.

Selama tiga tahun memotret batik, ratusan foto dengan banyak cerita tercipta. Sebanyak 18 foto terbaik hasil kurasi Deborah Iskandar dipamerkan dalam instalasi seni dan desain bertajuk Colours from Home di Plaza Indonesia dari 10-24 Agustus.

Foto-foto kain batik itu bersanding dengan 26 kain batik yang digantung di langit-langit. Ada motif parang, kawung, dan gurdo dengan beragam warna.

Ke depannya, The JuxDuo mengaku bakal terus memotret kain batik. Mereka menyatakan bakal lebih mempertimbangkan filosofi batik saat menangkap gambar. Selama ini, mereka luput mempertimbangkan hal tersebut.

"Batik itu ibarat dua sisi mata uang, pembuatannya butuh ketenangan batin, motifnya menyimpan banyak makna dan rasa. Beberapa ada yang larangan. Ini bisa jadi angle baru ke depannya," ucap Era.

(ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER