Deretan Antibiotik Alami yang Diyakini Berkhasiat

CNN Indonesia
Kamis, 05 Sep 2019 14:23 WIB
Beberapa ekstrak tumbuhan dipercaya dapat berperan sebagai antibiotik alami. Mereka dipercaya ampuh menghambat pertumbuhan bakteri.
Ilustrasi. Bawang putih dipercaya sebagai salah satu antibiotik alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. (Pixabay/benscherjon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerap dianggap sebagai obat modern, antibiotik sesungguhnya telah ada sejak berabad-abad silam. Di zaman dahulu kala, masyarakat menggunakan sederet antibiotik alami untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

Ekstrak nabati dan sumber makanan tertentu diketahui memiliki sifat antibiotik. Sebut saja ekstrak cranberry. Kandungan antibakteri dan antioksidan membuatnya dianggap sebagai obat rumahan yang ampuh mengatasi infeksi saluran kemih.

Penelitian kecil terhadap sederet tanaman herbal di China juga menemukan hal yang sama. Studi pada tahun 2014 menemukan, tanaman herbal sama efektifnya dengan antibiotik kimia dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa jenis antibiotik alami yang populer digunakan banyak orang, mengutip berbagai sumber.

1. Madu
Masyarakat Mesir Kuno menggunakan madu sebagai antibiotik alami sekaligus pelindung kulit. Mengutip situs kesehatan Healthline, hidrogen peroksida yang ada di dalamnya diketahui memiliki sifat antibakteri.

Oleskan madu ke dalam lokasi luka atau daerah yang terinfeksi. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan madu untuk pengobatan infeksi internal. Konsumsi satu sendok makan madu atau campurkan madu ke dalam secangkir teh herbal untuk efek menenangkan.

Namun, perlu dicatat, bayi berumur di bawah satu tahun tak disarankan untuk mengonsumsi madu.

Ilustrasi. Kandungan antioksidan dan antibakteri membuat madu dianggap sebagai salah satu antibiotik alami. (stevepb/Pixabay)

2. Bawang putih
Bawang putih telah lama dianggap memiliki sifat antimikroba. Sebuah studi pada 2011 menemukan, konsentrat bawang putih efektif melawan bakteri.

Meski aman untuk dikonsumsi, tapi dosis besar bawang putih dapat menyebabkan pendarahan internal. Dua siung per hari dianggap sebagai dosis ideal. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis yang disediakan.

3. Minyak esensial thyme
Banyak pembersih rumah tangga mulai menggunakan minyak esensial thyme. Minyak ini terbukti dapat melawan bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Namun, perlu dicatat, minyak ini hanya bisa digunakan untuk pemakaian luar. Larutkan ke dalam minyak zaitun atau kelapa terlebih dahulu sebelum penggunaan. Penerapan minyak esensial murni langsung pada kulit hanya akan menimbulkan iritasi.

4. Jahe
Para ilmuwan telah meyakini jahe sebagai antibiotik alami. Menukil Medical News Today, sejumlah penelitian telah menunjukkan kemampuan jahe untuk melawan banyak jenis bakteri.

Para peneliti juga menemukan kekuatan jahe untuk memerangi mabuk laut dan mual, serta menurunkan kadar gula darah.

5. Bunga echinacea
Penduduk asli Amerika telah menggunakan echinacea selama ratusan tahun untuk mengobati infeksi dan luka.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Biomedicine and Biotechnology melaporkan, ekstrak Echinacea purpurea dapat membunuh berbagai jenis bakteri.

Echinacea juga diketahui dapat melawan peradangan yang terkait dengan infeksi bakteri.

6. Cengkeh
Secara tradisional, cengkeh telah digunakan untuk mengobati gangguan pada gigi. Penelitian menemukan, ekstrak cengkeh efektif terhadap berbagai jenis bakteri, termasuk E.coli.

Meski menyandang status 'natural', bukan berarti antibiotik alami sepenuhnya aman diterapkan. Perlu diingat bahwa jumlah konsentrat yang ada di dalamnya sangat bervariasi. Konsultasi medis diperlukan untuk memastikan keamanan.

[Gambas:Video CNN] (asr/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER