Jakarta, CNN Indonesia -- Permasalahan sampah plastik di Indonesia membutuhkan solusi untuk dihadapi secara bersama-sama. Sejak 2018, The Coca-Cola Company memiliki komitmen untuk terus menggerakkan '
World Without Waste', yakni sebuah visi global untuk membantu mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan produk yang sama dengan jumlah yang dijual dan ditargetkan hingga 2030.
Untuk itu Coca-Cola Indonesia mengadakan pameran edukasi bertajuk INSPIRAKTIF (Inspirasi, Aksi, Positif), untuk menciptakan kesadaran kepada masyarakat luas terkait tantangan kemasan plastik pascakonsumsi, serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi sirkular.
Acara ini juga sebagai upaya perusahaan mengajak keterlibatan masyarakat dalam memahami potensi plastik bekas pakai, serta pengumpulan yang lebih tepat dan bersama membantu mencari solusi terkait permasalahan kemasan plastik.
"
World Without Waste merupakan inisiatif yang menjadi prioritas utama bagi kami di Indonesia. Untuk di ASEAN dan di seluruh dunia, kami percaya bahwa permasalahan limbah kemasan plastik dapat diselesaikan dan juga telah turut ambil bagian dari pencarian solusi yang nyata," ucap ASEAN
Public Affairs, Communication and Sustainability Director Coca-Cola ASEAN, Belinda Ford, di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Senin, (30/9).
 Kemasan botol PET dari produk Coca-Cola Company 90% Dapat didaur ulang, dalam pameran INSPIRAKTIF di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Senin, (30/9)/ Foto: Adinda Purnama Rachmani. |
Coca-Cola Indonesia telah melakukan sebuah penelitian terkait perilaku masyarakat dalam hal pengelolaan limbah dan daur ulang, khususnya di DKI Jakarta. Data yang dihimpun menunjukan bahwa sekitar 70% masyarakat DKI memiliki pemahaman tentang nilai bobot botol
Polyethylene Therepthalate (PET) pascakonsumsi.
Menurut
Public Affairs and Communication Director Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo mengatakan, hal tersebut menjadi titik awal yang baik untuk bergerak menuju ekonomi sirkular bagi botol dan kemasan plastik.
Selain itu, Triyono mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah dari sisi
design, collect, dan partner yang dimulai dengan mendesain kemasan, agar dapat didaur ulang dan sirkular.
"Kami berfokus kepada percepatan pengumpulan dan daur ulang untuk mendukung ekonomi sirkular. Tidak hanya itu, kami juga menjalin kemitraan dengan industri pemerintah, masyarakat dan organisasi PRISE untuk mewujudkan semua ini," tambah Triyono.
Triyono pun menjelaskan PRISE sendiri bekerja sama dengan pemulung dan pelaku daur ulang dengan cara memberikan insentif kepada mereka. Saat ini organisasi tersebut, setiap bulannya mampu memberikan seribu ton hingga dua ribu ton botol.
Untuk mempercepat pengumpulan plastik bernilai tinggi seperti PET merupakan langkah yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan ekonomi sirkular di Indonesia. Coca-Cola Indonesia telah menjalankan perannya dalam mendukung ekonomi sirkular dengan cara mengadakan kegiatan dan inisiatif, untuk menciptakan kesadaran masyarakat memainkan ekonomi sirkular.
 Contoh daur ulang di Pameran INSPIRAKTIF, di FX Sudirman, Senin, (30/9)/ Foto: Adinda Purnama Rachmani |
Coca-Cola Indonesia juga telah mendukung inisiatif yang dipimpin industri untuk meningkatkan sistem pengumpulan struktural dan pengumpulan botol plastik pasca konsumsi. Serta memanfaatkan kekuatan brand untuk mendorong munculnya aksi kolektif dan perubahan perilaku masyarakat.
Melalui pameran edukasi INSPIRAKTIF ini, Coca-Cola Indonesia membuka mata masyarakat bahwa industri sektor informal seperti pengumpulan limbah (pemulung), merupakan bagian penting penggerak ekonomi di Indonesia.
Sesuai dengan kampanye dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu 'Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah' ini memiliki tujuan untuk mengubah pola pikir, gaya hidup dan budaya di kalangan masyarakat, untuk menjaga dan mau mengelola sampah untuk kehidupan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Novizal Tahar mengatakan, kapasitas pemerintah untuk permasalahan sampah dan limbah masih longgar.
Saat ini, pengelolaan limbah di Indonesia masih ada dibawah tanggung jawab pemerintah daerah. Untuk mengurangi beban pengelolaan di hilir, pemerintah dan dunia usaha harus saling mendukung pengelolaan sampah menjadi sangat penting.
"Kepedulian masyarakat Indonesia tentang sampah masih 32%, kami menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Coca-Cola Indonesia. Dengan komitmennya untuk mendukung pengelolaan kemasan plastik pasca konsumsi sehingga tidak menjadi sampah, merubahnya menjadi bahan baku yang dapat dipergunakan secara berulang," ucap Novrizal.
Pameran edukasi INSPIRAKTIF ini menampilkan aliran limbah pasca konsumsi yang menarik di Indonesia, para pengunjung dapat melihat keseluruhan proses daur ulang, dari pengumpulan sampah kemasan oleh pemulung, hingga bagaimana kemasan yang dikumpulkan tersebut berubah menjadi barang berharga seperti serpihan plastik.
"Sebagai bagian dari upaya mewujudkan 'World Without Waste' Coca-Cola menghadirkan pameran edukasi INSPIRAKTIF sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dalam memberikan dampak positif terhadap komunitas sekitar. Sudah saatnya bagi kita untuk membuka dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang. Aksi sederhana ini akan membuat perubahan besar dalam upaya meningkatkan pengumpulan kemasan bernilai tinggi," tutup Triyono. (adv/adv)