Ensefalitis, Radang Otak Penyebab Alfin Lestaluhu Meninggal

CNN Indonesia
Jumat, 01 Nov 2019 09:18 WIB
Ensefalitis bisa menyerang siapa saja dan mengancam jiwa. Kenali penyebab dan gejala agar penderita sesegera mungkin mendapatkan penanganan yang tepat.
Ilustrasi. (Foto: Istockphoto/Nikada)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bek Timnas Indonesia U-16 Alfin Lestaluhu meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, pukul 22.11 WIB pada Kamis (31/10). Kabar tersebut diungkap PSSI melalui situs resmi federasi. Alfin dikabarkan meninggal dunia setelah mengidap penyakit radang otak ensefalitis dengan hypoalbuminemia.

Penyebab dan gejala ensefalitis

Ensefalitis merupakan peradangan pada otak yang disebabkan oleh sejumlah hal. Walau bukan termasuk penyakit yang menular, namun ensefalitis perlu ditangani dengan cepat dan tepat karena bisa mengancam jiwa.
Mengutip Pusat Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, penyebab ensefalitis di antaranya:
- Masalah dengan sistem kekebalan tubuh, sehingga alih-alih melindungi, sistem kekebalan tubuh justru menyerang otak dan menyebabkan infeksi atau radang.
- Infeksi virus. Walau jarang terjadi, beberapa virus juga dapat menyebar ke otak dan menyebabkan ensefalitis seperti virus herpes simpleks dan virus cacar air.
- Infeksi bakteri atau jamur. Kasus ensefalitis akibat bakteri atau jamur dinilai lebih jarang terjadi ketimbang ensefalitis yang disebabkan karena infeksi virus.
- Beberapa kasus ensefalitis juga dapat disebarkan oleh nyamuk (Japanese ensefalitis), kutu (tick-borne ensefalitis), serta hewan mamalia melalui rabies.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal infeksi, gejala ensefalitis mirip dengan flu yaitu demam, sakit kepala, dan lemas. Namun dalam beberapa hari kondisi bisa memburuk dengan cepat, memunculkan sejumlah gejala khas, yaitu:
- Disorientasi atau kebingungan.
- Kejang.
- Kesulitan berbicara.
- Kelemahan otot di sejumlah bagian tubuh.
- Hilang kesadaran.

Bila gejala khas tersebut muncul, penderita perlu segera ditangani oleh tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Pasalnya, gejala yang lebih serius bisa muncul dalam beberapa jam, hari, atau minggu dan mengancam jiwa. Semakin dini ensefalitis ditangani, maka semakin besar kemungkinan untuk sembuh.

Ensefalitis dan hypoalbuminemia

Selain kerusakan pada sel otak, ensefalitis juga bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya berkurangnya daya ingat, sering kejang, berkurangnya konsentrasi, serta rasa lelah yang terus menerus. Sehingga secara signifikan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

Dalam kasus Alfin, ensefalitis juga diikuti oleh hypoalbuminemia, yaitu kondisi ketika kadar albumin dalam darah berada di bawah normal. Mengutip Alodokter, salah satu penyebab timbulnya hypoalbuminemia ialah infeksi atau peradangan yang terjadi dalam tubuh. Sehingga hypoalbuminemia bisa terjadi akibat komplikasi dari ensefalitis yang diidap Alfin.

Perawatan dan kemungkinan sembuh

Proses penyembuhan ensefalitis bisa memakan waktu yang lama, tetapi sebagian besar pengidap tidak bisa sepenuhnya pulih akibat kerusakan pada sel otak, papar NHS.
Umumnya, perawatan yang diberikan ialah obat antivirus, suntikan steroid untuk menambah kekuatan otot, antibiotik atau obat antijamur, obat pereda sakit, obat pengontrol kejang, serta alat bantu pernapasan.

Dengan kata lain, bila Anda merasakan beberapa gejala khas ensefalitis seperti yang diidap Alfin atau menemukan orang lain dengan gejala serupa, pastikan untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif di rumah sakit.

[Gambas:Video CNN]

(ayk/ayk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER