
6 Cara Mudah Kenalkan Susu Sapi Pada Balita
tim, CNN Indonesia | Kamis, 28/11/2019 07:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Air susu ibu (ASI) memang sumber nutrisi yang terbaik untuk bayi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, bayi akan semakin bertumbuh dan membutuhkan sumber gizi lain, misalnya dengan tambahan susu sapi murni.
Dikutip dari Hello Sehat, susu adalah salah satu sumber kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat pada anak. Selain itu, susu juga mengandung protein dan karbohidrat untuk mendukung pertumbuhan dan energi anak saat beraktivitas.
Masa transisi dari ASI ke susu murni memang bukan hal yang mudah, tak sedikit anak yang terus-menerus menolak untuk diberi susu sapi murni.
Mengutip Asia One, ada beberapa cara untuk membantu para ibu mengajarkan anaknya untuk mau minum susu sapi.
1. Tunggu hingga anak berumur lebih dari 1 tahun
Susu murni memiliki kandungan yang lebih berat dari ASI. Kandungan yang lebih berat ini membuat susu sapi jadi lebih sulit untuk dicerna oleh pencernaan si kecil yang masih sensitif. Kadar protein dan mineral yang tinggi pada susu murni juga dapat membebani ginjal bayi hingga berisiko menyebabkan penyakit.
Sebaiknya tunggu hingga usia bayi 1 tahun, ketika sistem pencernaan bayi sudah sepenuhnya berkembang. Usia satu tahun ke atas adalah puncak pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga mereka membutuhkan tambahan susu sapi untuk mendapatkan kalori dan lemak yang lebih banyak.
2. Tentukan jenis susu
Sebelum mulai memberi susu murni ke bayi, konsultasikan jenis susu yang ingin Anda berikan kepada dokter anak.
Jika ternyata si kecil memiliki alergi susu sapi atau intoleran laktosa, maka kemungkinan Anda perlu mengganti susu murni dengan susu kedelai. Atau jika bayi memiliki berat badan di atas rata-rata anak seusianya, Anda juga bisa memberinya susu rendah lemak.
3. Mulai perlahan
Susu murni memiliki rasa yang kurang manis jika dibandingkan dengan ASI, sehingga awalnya si kecil mungkin akan menolak saat diberi susu murni. Untuk itu, Anda bisa memberi susu murni secara perlahan.
Mulailah dengan membiarkannya mencicipi sedikit, jika ia menolak maka jangan paksa dan coba lagi di lain kesempatan. Ketika lama-kelamaan bayi mulai terbiasa dengan rasanya, barulah Anda bisa perlahan menambah jumlah susu murni yang diberikan.
4. Campur dengan makanan
Untuk membuat bayi terbiasa dengan susu murni, Anda bisa mencampurkan susu murni dengan hidangan favoritnya seperti bubur, smoothie, atau sereal. Dengan begitu ia akan belajar terbiasa dengan susu murni tanpa menyadarinya.
5. Campur dengan ASI
Selain menyampur susu murni dengan makanan, Anda juga dapat menyampurnya dengan ASI. Sebagai permulaan, Anda bisa menyajikan ASI dengan komposisi yang lebih besar dari susu murni. Saat si kecil mulai terbiasa, tambahkan komposisi susu murni secara perlahan sehingga lebih besar dibandingkan ASI.
6. Berikan alternatif
Jika segala cara sudah dilakukan tapi si kecil masih menolak minum susu murni, maka Anda bisa memberinya makanan kaya kalsium lain sebagai alternatif, seperti yogurt dan keju.
Namun, sumber kalsium alternatif umumnya tidak memiliki jumlah vitamin D yang cukup sehingga Anda harus menambahkan makanan yang juga kaya akan vitamin D. Konsultasikan kondisi ini dengan dokter anak agar bayi bisa diberi resep suplemen. (aul/chs)
Dikutip dari Hello Sehat, susu adalah salah satu sumber kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat pada anak. Selain itu, susu juga mengandung protein dan karbohidrat untuk mendukung pertumbuhan dan energi anak saat beraktivitas.
Masa transisi dari ASI ke susu murni memang bukan hal yang mudah, tak sedikit anak yang terus-menerus menolak untuk diberi susu sapi murni.
Mengutip Asia One, ada beberapa cara untuk membantu para ibu mengajarkan anaknya untuk mau minum susu sapi.
Lihat juga:Tips Dongkrak Produksi ASI secara Alami |
1. Tunggu hingga anak berumur lebih dari 1 tahun
Susu murni memiliki kandungan yang lebih berat dari ASI. Kandungan yang lebih berat ini membuat susu sapi jadi lebih sulit untuk dicerna oleh pencernaan si kecil yang masih sensitif. Kadar protein dan mineral yang tinggi pada susu murni juga dapat membebani ginjal bayi hingga berisiko menyebabkan penyakit.
Sebaiknya tunggu hingga usia bayi 1 tahun, ketika sistem pencernaan bayi sudah sepenuhnya berkembang. Usia satu tahun ke atas adalah puncak pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga mereka membutuhkan tambahan susu sapi untuk mendapatkan kalori dan lemak yang lebih banyak.
2. Tentukan jenis susu
Sebelum mulai memberi susu murni ke bayi, konsultasikan jenis susu yang ingin Anda berikan kepada dokter anak.
Jika ternyata si kecil memiliki alergi susu sapi atau intoleran laktosa, maka kemungkinan Anda perlu mengganti susu murni dengan susu kedelai. Atau jika bayi memiliki berat badan di atas rata-rata anak seusianya, Anda juga bisa memberinya susu rendah lemak.
3. Mulai perlahan
Susu murni memiliki rasa yang kurang manis jika dibandingkan dengan ASI, sehingga awalnya si kecil mungkin akan menolak saat diberi susu murni. Untuk itu, Anda bisa memberi susu murni secara perlahan.
Mulailah dengan membiarkannya mencicipi sedikit, jika ia menolak maka jangan paksa dan coba lagi di lain kesempatan. Ketika lama-kelamaan bayi mulai terbiasa dengan rasanya, barulah Anda bisa perlahan menambah jumlah susu murni yang diberikan.
4. Campur dengan makanan
Untuk membuat bayi terbiasa dengan susu murni, Anda bisa mencampurkan susu murni dengan hidangan favoritnya seperti bubur, smoothie, atau sereal. Dengan begitu ia akan belajar terbiasa dengan susu murni tanpa menyadarinya.
5. Campur dengan ASI
Selain menyampur susu murni dengan makanan, Anda juga dapat menyampurnya dengan ASI. Sebagai permulaan, Anda bisa menyajikan ASI dengan komposisi yang lebih besar dari susu murni. Saat si kecil mulai terbiasa, tambahkan komposisi susu murni secara perlahan sehingga lebih besar dibandingkan ASI.
6. Berikan alternatif
Jika segala cara sudah dilakukan tapi si kecil masih menolak minum susu murni, maka Anda bisa memberinya makanan kaya kalsium lain sebagai alternatif, seperti yogurt dan keju.
Namun, sumber kalsium alternatif umumnya tidak memiliki jumlah vitamin D yang cukup sehingga Anda harus menambahkan makanan yang juga kaya akan vitamin D. Konsultasikan kondisi ini dengan dokter anak agar bayi bisa diberi resep suplemen. (aul/chs)
ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Ragam Jenis Keju, Mozarella Hingga Cheddar
Gaya Hidup 1 bulan yang lalu
Kenali 7 Jenis Susu dan Perbedaan Manfaatnya
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
Keliru 'Bumbu' Susu, Lay's Barbeque Ditarik di Amerika
Gaya Hidup 5 bulan yang lalu
Meracik MPASI yang Tepat Sesuai Usia Anak
Gaya Hidup 9 bulan yang lalu
Susu Kacang Polong, Minuman Baru yang Diprediksi Jadi Tren
Gaya Hidup 9 bulan yang lalu
Panduan Penggunaan Susu Evaporasi dan Kondensasi
Gaya Hidup 11 bulan yang lalu
BACA JUGA

Tiga Hari Temani Mayat Ibu, Balita Makassar Alami Demam
Nasional • 30 October 2019 20:26
Autopsi Ditolak, Jenazah Ibu yang Busuk di Sisi Bayi Dikubur
Nasional • 29 October 2019 20:13
Tiga Balita Anak TKI Tak Berizin Dipulangkan dari Taiwan
Internasional • 21 September 2019 23:35
5 Pekan Karhutla, 32 Ribu Warga Sumsel Derita ISPA
Nasional • 12 September 2019 08:14
TERPOPULER

Rasakan Sensasi Kemegahan Titanic Cuma di Trans Studio Bali
Gaya Hidup • 1 jam yang lalu
5 Tempat Kongko Seru di Sekitar Trans Studio Bali
Gaya Hidup 39 menit yang lalu
4 Manfaat Buah Naga untuk Ibu Hamil
Gaya Hidup 2 jam yang lalu