7 Hal yang Berubah dalam Hubungan Usai Miliki Anak

CNN Indonesia
Kamis, 12 Des 2019 05:32 WIB
Peran sebagai orang tua menuntut pasangan untuk beradaptasi terhadap sejumlah perubahan.
Ilustrasi. Peran sebagai orang tua menuntut pasangan untuk beradaptasi terhadap sejumlah perubahan. (Foto: mario0107/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi orang tua bukan perkara mudah. Selain memiliki tanggung jawab baru untuk mengasuh anak, cara menjalani hubungan dengan pasangan juga ikut mengalami perubahan.

"Sebelum saya dan suami saya, Tom, memiliki bayi, kami jarang bertengkar. Lalu saat kami punya bayi, kami bertengkar setiap saat," tutur Jancee Dunn, seorang ibu sekaligus penulis buku How Not to Hate Your Husband After Kids.

Kehadiran si Kecil memang membawa kebahagiaan, namun tak dipungkiri kualitas hubungan Anda dan pasangan bisa jauh berkurang karena kesibukan mengurus anak yang tiada henti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kondisi ini kerap membuat pasangan tak lagi merasa diperhatikan dan akhirnya perselisihan lebih rentan terjadi.

Tracy K. Ross, terapis pasangan dan keluarga di Redesigning Relationships di New York mengungkapkan, "masalah dalam hubungan yang tidak ditangani akan membuat keadaan semakin memburuk."

Untuk menghindari hal tersebut, berikut sejumlah hal yang kerap berubah dalam hubungan usai memiliki anak dan cara mengatasinya, mengutip Healthline.

1. Komunikasi berkurang

Sebelum kehadiran sang buah hati, biasanya obrolan dengan pasangan akan lebih beragam dan personal. Namun saat sudah memiliki anak, tak sedikit orang yang merasa kurang terhubung dengan pasangannya karena komunikasi yang dilakukan akhirnya hanya mengenai si kecil.

Untuk kembali terhubung dengan pasangan, cobalah untuk mencari waktu untuk membicarakan hal-hal yang lebih personal dengan pasangan, misalnya saat anak sedang tertidur lelap.

"Saya dan suami meluangkan waktu 15 menit setiap hari untuk berbicara tentang apapun kecuali soal anak dan kebutuhan rumah tangga," kata Dunn.

2. Waktu berdua jadi terbatas

Setelah memiliki bayi, meluangkan waktu berdua menjadi sulit untuk dilakukan karena sebagian besar waktu sudah tersita untuk anak. Karena hal ini, tak jarang pasangan yang akhirnya merasa bosan satu sama lain.

"Buat rencana pergi berdua, namun yang realistis," ungkap Ross. "Sebelum pergi berdua, pastikan ada pengasuh atau keluarga yang siap untuk menjaga si kecil."

Namun, jika membuat rencana pergi berdua tak memungkinkan, Anda juga bisa menghabiskan waktu berdua dengan pasangan saat anak sudah tidur di malam hari. Cobalah untuk melakukan kegiatan sederhana bersama pasangan, seperti berjalan-jalan di kompleks perumahan atau menonton film di ruang keluarga berdua.

3. Aktivitas seksual yang terlupakan

Kesibukan baru sebagai orang tua juga kerap kali membuat pasangan merasa terlalu lelah untuk berhubungan seksual, sehingga hubungan seksual sudah tak menjadi prioritas dan akhirnya terlupakan.

Padahal, berkurangnya hubungan seksual dapat mengurangi jalinan emosional antar pasangan. Sehingga menyempatkan waktu untuk bercinta tetaplah penting.

Menurut Ross, komunikasi merupakan kunci untuk mengatasi aktivitas seksual yang menurun. Anda dan pasangan perlu untuk berkomunikasi dan menemukan waktu yang tepat demi mencapai kepuasan seksual, seperti saat anak sedang tidur atau sekolah.

4. Berbagi tanggung jawab baru

Merasa tertekan dengan tanggung jawab mengurus anak yang tak adil sering kali menjadi sumbu permasalahan dalam rumah tangga. Menurut Dunn, sebagian besar ibu merasa jengkel ketika pasangannya tidur pulas ketika si kecil menangis di tengah malam.

Namun, hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Sebuah penelitian pada tahun 2013 yang dilakukan oleh National Institutes of Health mengungkapkan bahwa ketika mendengar bayi menangis, pola aktivitas otak wanita akan beralih ke mode waspada sedangkan otak pria akan tetap dalam mode istirahat.

Dibandingkan berdebat dengan pasangan karena hal ini, lebih baik menentukan bersama tanggung jawab masing-masing dalam mengurus anak, dengan begitu perdebatan dan pertengkaran akan terkendali.

6. Kurang me-time

Kesibukan mengurus sang buah hati juga kerap membuat orang tua lupa untuk menghabiskan waktu sendiri atau me time. Padahal sebagai individu, kita perlu melakukan me time agar terhindar dari stres.

Menginginkan waktu me-time merupakan hal yang wajar, maka dari itu bicarakan hal ini dengan pasangan. Ross menyarankan orang tua untuk berdiskusi serius tentang bagaimana masing-masing dari orang tua dapat memiliki waktu me time setidaknya dua minggu sekali.


7. Perbedaan pendapat dalam mengurus anak

Anda dan pasangan merupakan dua individu yang berbeda, maka hal yang wajar jika terjadi perbedaan pendapat saat mengurus anak.

Namun, Anda dan pasangan perlu untuk mengingat bahwa untuk menjadi orang tua yang baik, diperlukan kerja sama dalam tim dan bukan mementingkan pendapat masing-masing.

Mengurus anak bukan soal mana yang benar atau salah, menang atau kalah, namun bagaimana Anda dan pasangan dapat membuat keputusan yang terbaik untuk anak dan demi keluarga kecil yang sedang Anda berdua jalani.

[Gambas:Video CNN]

(aul/ayk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER