Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo menaiki kapal pinisi di pantai
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mengecek kesiapannya dalam menerima wisawatan di kawasan wisata premium itu.
Melalui keterangan tertulis Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Jokowi menaiki kapal pinisi dari dermaga hotel tempatnya menginap pada Minggu (19/1) pukul 17.50 WITA. Ia terlebih dulu menggunakan kapal boat dari tepi pantai untuk menyeberang menuju kapal pinisi yang berlabuh di dermaga agak jauh di tengah laut.
Mantan Wali Kota Solo itu kemudian berlayar atas kapal pinisi "Felicia" sekitar 45 menit di perairan utara Labuan Bajo bertepatan dengan waktu matahari terbenam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, ia didampingi oleh Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara dan pemilik kapal Pinisi Felicia, Yozua Makes. Heru menyebut Jokowi ingin mengetes kesiapan kapal pinisi dalam menyambut wisatawan.
"Presiden tidak hanya ingin menaiki kapal saja, tapi juga ingin melihat langsung kesiapan kapal-kapal tersebut menyambut wisatawan," kata dia, Minggu (19/1).
 Wisata bawah air di Labuan Bajo. ( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) |
Selain itu, Presiden juga melihat kesiapan para anak buah kapal (ABK), kebersihan di kapal, dan keramahan para ABK di kapal tersebut.
"Presiden juga menilai kesiapan faktor keamanan dan keselamatan, seperti ketersediaan pelampung, radio komunikasi di kapal, dan peralatan lainnya," ucap Heru.
Jokowi juga melihat titik-titik di kapal yang menarik untuk jadi area berfoto oleh wisatawan dengan latar belakang laut dan kepulauan di Labuan Bajo.
"Sekarang kan zamannya harus
instragamable, jadi Presiden juga mencoba
spot-spot itu," Heru menambahkan.
Kapal Pinisi Felicia merupakan salah satu sekian banyak kapal pinisi yang beroperasi dalam mendukung pariwisata di sekitar Labuan Bajo.
Melalui akun Instagram-nya, Jokowi mengunggah momen saat menaiki kapal tersebut di kawasan wsiata "super prioritas" itu.
[Gambas:Instagram]"Tak salah kiranya Labuan Bajo menjadi destinasi wisata super prioritas. Pesonanya sebagai kawasan wisata bahari sungguh lengkap, dari pantai berpasir putih, laut yang indah untuk berenang dan menyelam sampai pemandangan di saat matahari terbenam," tulis Jokowi.
Konsep wisata premium sendiri mulanya digadang-gadang oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama demi memaksimalkan raihan devisa negara di tengah angka kunjungan wisatawan luar negeri yang tak beranjak dari 10 juta orang.
Lima destinasi wisata super prioritas kemudian ditetapkan di Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo, dan Likupang (Sulawesi Utara).
Terpisah, pengamat pariwisata Chandra Vokav Saritua mengatakan wisata premium tak cukup hanya mengandalkan konsep 3A, yakni access, attraction, dan ammenities (akses, atraksi, dan fasilitas).
Hal itu, katanya, mesti dilengkapi dengan 4A lainnya, yakni activities, attitude, ambience, dan accelerator hingga menjadi 7A.
"Riset Akpar ULCLA Toba menemukan bila kita terus terpaku pada 3A, tidak akan bisa menarik perhatian wisatawan premium. Jadi, 7A of tourism ini lebih komprehensif karena wisatawan premium pasti punya ekspektasi yang tinggi secara mendetail," kata dia, yang juga merupakan
Dewan Pembina Akademi Pariwisata ULCLA Toba itu.[Gambas:Video CNN]Chandra juga menitikberatkan aspek
activities yang terpisah dari aspek
attraction. Pasalnya, aktivitas lah yang akan membuat wisatawan premium lebih betah lama tinggal dan mengeluarkan banyak uang.
"Selain atraksi keindahan alam destinasi wisata, wisatawan pasti akan berpikir untuk melakukan aktivitas yang unik dan orisinil. Aspek aktivitas ini pula lah akan melibatkan masyarakat sekitar destinasi wisata untuk melakukan usaha di bidang ekonomi kreatif guna peningkatan kesejahteraan daerah," jelas Chandra.
(uli/arh)