Haru Perpisahan Brexit di Kereta Terakhir Paris-London

CNN Indonesia
Senin, 03 Feb 2020 20:29 WIB
Nuansa haru perpisahan Inggris dari Uni Eropa akibat Brexit terasa dalam kereta terakhir dari Paris ke London pada Jumat (31/1) malam.
Penumpang kereta Eurostar yang melintasi London ke Paris sebelum Brexit pada Jumat (31/1). (Tolga AKMEN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stasiun Gare du Nord di Paris dan Stasiun St Pancras di London pada hari Jumat (31/1) disatukan oleh humor yang gelap dan nostalgia yang mengharukan ketika kereta terakhir melintas di antara dua negara yang dipisahkan oleh Brexit itu.

Kereta Eurostar yang membawa penumpang antar Paris dan London melalui Channel Tunnel dalam waktu kurang dari dua setengah jam masih melintas seperti biasa, bahkan ketika Inggris bangun pada hari Sabtu (1/2) setelah tidak lagi menjadi anggota Uni Eropa.

Tetapi ada perasaan emosional di kedua stasiun raksasa itu pada Jumat (31/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan yang kereta terakhir untuk selamanya kan? Mereka tidak akan meruntuhkan terowongan malam ini kan?" tanya John Burke, seorang dokter Inggris yang naik kereta meninggalkan Paris setelah menghadiri konferensi.

Baginya, cara terbaik untuk mengatasi kepahitan Brexit adalah dengan minum sebotol anggur Prancis yang enak.

Bagi rekannya, Arup Paul, kesedihan dari perjalanan mereka malam itu adalah "kami pergi sebagai warga negara Uni Eropa dan kembali bukan sebagai warga Uni Eropa."

Namun ibu kota Prancis akan tetap mudah dijangkau dari London. "Bagi kami lebih mudah pergi ke Paris daripada pergi ke Skotlandia," katanya.

Eurostar memulai layanan pada tahun 1994 sebagai simbol kerjasama Prancis dan Inggris.

Perjalanan kereta yang masuk terowongan Channel Tunnel ini memudahkan pelancong yang sebelumnya harus naik feri atau pesawat untuk bolak-balik ke Prancis atau Inggris.

John Earwicker, seorang pensiunan dari Oxford yang membawa sekelompok teman ke Paris, mengakui bahwa ia merasa haru ketika menunjukkan paspor Inggrisnya di perbatasan sebagai warga negara Uni Eropa untuk terakhir kalinya.

"Saya sangat sedih untuk cucu-cucu saya. Mereka tidak akan tahu kebebasan bepergian, bekerja seperti yang kita miliki. Itu akan hilang. Dan mereka bahkan tidak memilih untuk itu, karena mereka terlalu muda. Sangat tidak adil bagi mereka."

"Sampanye untuk semua orang?!" sela salah satu temannya dalam upaya untuk membangkitkan semangat.

"Tidak, malam ini, aku akan menangis sambil minum cokelat hangat," keluh Earwicker.

Aneh dan sedih

Penumpang dari Inggris di St Pancras di London juga dikejutkan oleh sensasi aneh bahwa mereka tidak akan lagi menjadi orang Uni Eropa pada saat kereta larut malam yang ditumpangi tiba di Stasiun Gare du Nord.

"Ini aneh dan saya sedih, karena saya tidak memilih untuk meninggalkan Uni Eropa," kata Dominic (27) yang berencana untuk bertemu pacarnya di Paris.

Pelancong asal Prancis, Klervi (24) mengatakan dia sedih memikirkan Inggris meninggalkan Uni Eropa tetapi itu adalah "pilihan mereka" dan seharusnya tidak memiliki dampak praktis dalam jangka pendek.

Seorang penumpang kereta memainkan lagu Imagine milik John Lennon dari piano yang ada di tengah stasiun. Suasana jadi terasa lebih mengharukan.

Eurostar adalah kereta penumpang berkecepatan tinggi yang menghubungkan London (Inggris) dengan Paris(Prancis), Lille (Prancis) & Brussels (Belgia) melalui Channel Tunnel dengan kecepatan hingga 300 km/jam.

Eurostar mulai beroperasi pada tahun 1994. Harga tiket sekali jalan dari London ke Paris mulai dari 25 poundsterling (sekitar Rp448 ribu) per orang.

Harga tiket tersebut sesuai kelas duduk, dan setiap kelas memiliki fasilitas serta layanan yang berbeda.

[Gambas:Video CNN]

(afp/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER