Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan perawat di
China secara sukarela menggunduli rambut demi mengurangi risiko terinfeksi
virus corona jenis baru atau
Covid-19. Foto yang diunggah akun Twitter Kantor Berita China
Xinhua menunjukkan gambar beberapa perawat yang tampak botak, atau hanya menyisakan setengah centi rambut mereka. Para perawat ini mengenakan seragam biru lengkap dengan
masker yang menutup mulut dan hidung.
Aksi cukur rambut ini hanya salah satu contoh pengorbanan para perawat sebagai pasukan di garis depan perlawanan wabah corona. Seorang terapis yang berbasis di Beijing, Candice Qin mengungkapkan perawat dan tenaga medis mengemban beban berat saat ditugasi merawat pasien dengan virus corona. Boleh jadi mereka yang bertugas merasa tertekan secara fisik maupun mental.
"Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita juga harus ingat bahwa perawat dan dokter juga manusia biasa," terang Candice Qin dikutip
The Washington Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya diperlihatkan sekelompok perawat dari Provinsi Shaanxi yang tampak mencukur habis rambut mereka sebelum berangkat ke Wuhan untuk membantu tenaga medis. Dalam video yang diberitakan
People's Daily China, para perawat tampak berbaris dan menunggu giliran memotong rambut mereka.
Dikutip dari Kantor Berita China
Xinhua, memotong rambut dapat mengurangi potensi penyebaran patogen penyakit. Rambut panjang yang tergerai dapat mempermudah penyebaran infeksi corona.
Selain itu, rambut botak juga memudahkan proses memakai dan melepas jas pelindung saat bekerja merawat pasien dengan virus corona.
Tidak memiliki rambut juga menghemat banyak waktu agar lebih fokus bekerja merawat pasien. Para perawat jadi tak membutuhkan banyak waktu untuk mencuci, menyisir, atau mengikat rambut.
Dikutip dari
Business Insider, demi menghemat waktu, para perawat bahkan memakai popok untuk orang dewasa agar tak perlu ke kamar mandi.
Virus corona jenis baru ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada pengujung Desember 2019. Setelah itu virus menjalar ke hampir 30 negara di dunia. Hingga Rabu (12/2) pagi, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 45.000 orang di seluruh dunia. Sementara lebih 1.100 orang di antaranya meninggal dan setidaknya 4.793 orang sembuh.
[Gambas:Video CNN] (ptj/nma)