Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan ribu
kerang mati di sebuah pantai di Pulau Utara Selandia Baru. Para ahli mengatakan akan lebih banyak kerang yang mati karena efek dari krisis iklim yang semakin cepat.
Kematian kerang massal dipicu oleh periode cuaca panas yang luar biasa dikombinasikan dengan surutnya air di siang hari. Andrew Jeff, seorang ilmuwan kelautan dari University of Auckland mengungkapkan hal ini semakin membuat kerang jadi 'matang' alias mati.
Mengutip
Guardian, perubahan iklim akan sangat memengaruhi kehidupan laut. Apalagi saat ini Northland mengalami kekeringan dan banyak dari wilayah ini yang tidak hujan selama 40 hari. Efek dari kekeringan telah parah, dengan burung Kiwi musnah saat mereka mencari air, dan tanker air tawar segera diangkut dengan truk untuk mengisi tangki air hujan di area terpencil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daerah pasang surut ini sudah merupakan tempat yang sangat berat untuk hidup dan mendapatkan sinar matahari yang sangat panas selama musim panas, itu hanya membuatnya lebih intensif. Itu hanya akan menjadi tanaman dan hewan terberat yang akan bertahan di sana."
Penduduk lokal pun merasa terganggu dengan adanya bau anyir dari kerang mati.
"Baunya seperti kematian dan sebagian besar cangkang sudah dibersihkan oleh burung camar dan kehidupan laut lainnya, tetapi masih ada ratusan kerang penuh, kerang sekarat dan kerang mati dan beberapa hanya mengambang di sekitar air pasang," kata penduduk lokal Northland Brandon Ferguson.
"Sangat memilukan melihat. Beberapa masih mencuci, tetapi tidak tahu apa yang salah, kami tidak menyentuh mereka, ada lebih dari 500.000 cangkang kosong yang kami lihat."
(chs)